Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid dan homoandrografolid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik dan damar. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari zat toksik) (Tjitrosoepomo, 2000). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian sambiloto Tjitrosoepomo(2000):
1.Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli.
2.Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih.
3.Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas.
4.Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5.Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, dan antibakteri.
6.Komponen aktifnya andrografolid, berkhasiat anti radang.
7.Pemberian rebusan daun sambiloto 40% sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah.
8.Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam.
9.Infus herba sambiloto mempunyai daya anti jamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum. 10.Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek anti histaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum.
Manfaat Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)
Tanaman Sambiloto mempunyai banyak manfaat dan kegunaan, daunnya yang sangat pahit dibuat obat sakit demam dan obat menguatkan badan seperti tonikum. Juga baik digunakan sebagai obat sakit perut atau dysentri dan typhus, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat untuk luka bekas gigitan ular. Oleh sebab itu tanaman ini disebut Daun Ki ular atau Ki oray. Daunnya yang dikunyah bisa untuk menyembuhkan gatal-gatal pada kulit, dengan jalan membalurnya di atas kulit yang gatal atau luka(Widiarti, 1999). Menurut Hutapae(1991) Sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
1.Hepatitis, infeksi saluran empedu
2.Disentri basiler, tifoid, diare
3.Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pnemonia), radang saluran napas (bronkitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi
4.Demam, malaria
5.Kencing nanah (gonore)
6.Kencing manis (DM)
7.TB Paru, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma)
8.Darah tinggi (hipertensi)
9.Kusta (morbus hansen = lepra)
10.Leptospirosis
11.Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut
12.Kanker. Sambiloto dapat berhasiat untuk Hepatitis, infeksi saluran empedu, diare, Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis, darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra), keracunan jamur, singkong, makanan laut, Kanker, dan tumor ganas(Fauziah, 1999). Secara turun-temurun, orang sudah menggunakan rebusan daun sambiloto untuk mencegah masuk angin atau influenza, menurunkan demam, sakit kuning, serta mengobati luka. Untuk mengobati luka, biasanya orang menumbuk daun sambiloto kering, dan menaburi luka atau korengnya dengan bubuk sambiloto. Selain itu pahitnya sambiloto juga dipercaya manjur untuk meredakan kencing manis. Sambiloto merupakan herbal yang mempunyai efek anti-infeksi / anti radang paling baik diantara tanaman obat lainnya. Penyakit-penyakit infeksi terutama infeksi pada jaringan mucus atau lendir, seperti infeksi tenggorokan penyebab influenza, infeksi saluran kemih, keputihan pada wanita maupun infeksi pada koreng, bisa diobati dengan sambiloto (Medatama, 1991). Daun kering seberat 5 gr, yang direbus bersama air 2 gelas sampai sisa 1 gelas untuk satu hari (diminum 3 x 1/3 gelas). Jika menggunakan daun segar, dosisnya adalah sekitar 30 lembar daun dengan cara yang sama seperti merebus daun kering. Dalam bentuk ekstrak, mengkonsumsi sampai dengan 1500 mg per hari masih dianggap aman. “Berdasarkan pengalaman saya, sambiloto dalam bentuk ekstrak ternyata terbukti lebih efektif mengatasi berbagai penyakit radang/infeksi” demikian dr Sidhajatra menambahkan(Medatama, 1991).
Sumber : http://eprints.umm.ac.id/35033/3/jiptummpp-gdl-yogiferila-47427-3-babii.pdf