Rabu, 09 Juni 2021

PERTANIAN DENGAN MENERAPKAN POLA TANAM

Pola tanam adalah suatu usaha penanaman pada sebidang lahan dengan cara mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman tersebut selama periode waktu tertentu termasuk saat masa pengolahan tanah dan masa saat tidak ditanami selama periode tertentu. Pola tanam ini bertujuan untuk memanfatkan persediaan air irigasi dengan seefektif mungkin, sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik. Dalam penerapan pola tanaman ini bermanfaat untuk mengurangi serangan dari Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hal tersebut dikarenakan tanaman yang satu akan dapat mengurangi serangan dari OPT lain dan siklus hidup hama atau penyakitnya dapat terputus. Dalam menerapkan pola tanaman ini ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya yaitu ketersediaan air dalam kurun waktu satu tahun, prasarana yang tersedia, jenis tanah yang berada disekitar lahan, kondisi umum daerah, kebiasaan dan kemampuan para petani yang berada di sekitar area.

Ada dua macam sistem pola tanam yaitu sistem monokultur dan polikultur.

1. Monokultur   

Pertanian monokultur dapat diartikan sebagai budidaya pertanian dengan cara menanam satu jenis tanaman pada satu tempat atau satu area lahan. Pertanian monokultur sangat popular dikalangan industri karena dinilai dapat menguntungkan para petani. Pertanian monokultur dinilai dapat membuat lahan menjadi efisien alasannya karena pada pertanian dengan sistem monokultur dalam proses perawatan dan pemanenannya dinilai lebih tepat dan cepat karena menggunakan bantuan mesin dan dapat menekan biaya tenaga kerja.

Pertanian monokultur memiliki kelebihan dan kekurangan. Untuk kelebihannya adalah lebih praktis karna tidak banyak lahan yang digunakan, pertanian dengan metode monokultur juga dapat menghasilkan panen dalam jumlah besar hanya dengan satu komoditas tanaman, pada percobaan dengan metode ini juga para petani dapat lebih fokus pada teknik budidaya yang hanya difokuskan pada satu komoditas tanaman saja, kelebihan selanjutnya yaitu pertanian monokultur ini juga tidak hanya berlaku di area lahan dan sawah tetapi juga bisa dilakukan di lahan hutan yang nantinya dapat dijadikan sebagai lahan pertanaman satu komoditas tanaman dan hasilnya juga lebih memuaskan daripada proses penanaman dengan metode campur.

Kekurangan dari pertanian monokultur ini yaitu dapat mempercepat proses penyebaran hama dan segala penyakit lainnya. Apabila penanaman dilakukan terus menerus hanya dengan satu komoditas tanaman saja tentu bisa mengakibatkan peledakan hama, karena makanan hama tersebut tersedia sepanjang waktu tanpa diselingi oleh tanaman lain. Dan apabila hal itu terjadi akan menyebabkan penurunan jumlah produksi jika tidak segera diatasi. Selain itu, pertanian monokultural juga dinilai dapat merusak kualitas tanah apalagi apabila saat penanaman tidak diberi pupuk kompos. Selanjutnya pertanian monokultur ini juga akan berdampak pada keseimbangan ekosistem. Nantinya tanah akan menjadi asam dan tidak subur lagi, dan tanah akan kekurangan unsur nitrogen sehingga tanaman yang dihasilkan tidak bisa tumbuh subur. Untuk menanggulanginya adalah dengan menetralkan tanah kembali dengan menaburkan kapur. Selanjutnya untuk menanggulangi tanah yang kekurangan unsur nitrogen yang mengakibatkan tanah tidak subur lagi ialah dengan cara menanam tanaman kacang-kacangan agar dapat menimbulkan bakteri Rhizobium leguminosarum yang secara alami nantinya akan bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dan akan mengikat kembali nitrogen bebas yang berasal dari udara sehingga secara otomatis kandungan nitrat didalam tanah juga akan meningkat dan tanah kembali subur.

2. Polikultur

Pertanian polikultur dapat didefinisikan sebagai budidaya penanaman lebih dari satu jenis komoditas tanaman dalam lahan yang sama. Sistem polikultur ini adalah sistem pertanian yang bisa menerapkan askep lingkungan yang lebih baik dan dapat melestarikan keanekaragaman hayati, keanekaragaman hayati ini tidak hanya mencakup flora saja tetapi mencakup fauna yang ada. Pola tanam polikultur ini terdapat beberapa jenis yaitu tumpang sari (intercropping) yaitu penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan yang penanamannya dalam waktu yang sama serta dalam barisan yang teratur, tumpang gilir (multiple cropping) yaitu menanam satu jenis tanaman dalam waktu satu tahun untuk mendapatkan hasil lebih dari satu panen, tanaman pendamping yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman sebagai pendamping tanaman lain dan bertujuan agar saling melengkapi dalam kebutuhan fisik dan unsur haranya, penanaman lorong yaitu penanaman tanaman lebih dari satu jenis tanaman pada suatu lahan dengan penanaman tanaman yang berumur pendek dan lorong tanaman berumur panjang, tumpang campuran yaitu menanam lebih dari satu jenis tanaman pada satu lahan dalam waktu yang sama.

Pertanian polikultur ini memiliki kelebihan dan kekurangan didalamnya. Kelebihan dari pertanian polikultur ini yaitu dapat mengendalikan hama dan penyakit, pertanian dengan sistem polikultur ini juga bisa menambahkan kesuburan pada tanah dan dapat memutuskan rantai hama dan penyakit, selanjutnya pada sistem polikultur ini juga memiliki kelebihan apabila terdapat satu tanaman yang gagal dalam pemanenannya, masih bisa dapat dilakukan panen pada tanaman jenis lain. Sedangkan kekurangan pada pertanian dengan sistem polikultur ini yaitu dapat terjadinya persaingan unsur hara yang terdapat pada tanaman, selanjutnya akan menimbulkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang banyak sehingga nanti nya akan sulit dikendalikan, kekurangan selanjutnya yaitu pertumbuhan tanaman nantinya akan saling menghambat.

Pada pertanian dengan sistem polikultur juga terdapat teknik penanaman strip atau strip cropping. Strip cropping merupakan metode bercocok tanam yang dalam prosesnya melibatkan penanaman lahan yang dipartisi akan menjadi strip panjang dan sempit yang nantinya akan diselingi dalam sistem rotasi tanaman. Sebagai contoh dari penanaman strip dengan pola polikultur yaitu terdapat di Negara jerman. Proyek tersebut melibatkan ilmuwan dari Universitas Göttingen and Kiel.

Pada kedua sistem pola tanam antara monokultur dan polikultur didalam nya masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga apabila ingin melakukan suatu penanaman dengan menggunakan pola tanam harus memperhatikan terlebih dahulu apakah sistem pola tanam ini cocok dilakukan dan apakah menimbulkan efek yang besar terhadap tanaman dan lingkungan sekitar tanaman. 

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar