CINTA MENYELAMATKAN
Buah Pena: Ahda Pinan
(Agroekoteknologi 2020)
Semesta dicipta untuk dicinta
Tumbuh dari benih lalu berbuah
Tergantung dan terkurung olehnya
Jangan dilenyapkan, hidupmu seakan di genggamannya
Tuhan tunjukan arah dan haluan
Bersihkan semua, bawa sikapmu kawan
Rawat mereka tanpa batas cakrawala
Teduh dirimu dalam dekapan semesta
Cintailah
Rawatlah
Jaga tiap benihnya
Hidupmu akan tenang
kau tidak bisa seenaknya dengan semesta
Makhluk hidup ragam jenisnya
Kita hanya salah satunya
Cintai lah, cinta tidak membunuhmu
BUI PERTIWI
Cipt. Farhan Pauzul Iqbal
(Agroekoteknologi 2020)
Tanahku percikan surga illahi
Menjadi petani
Sungguh kebanggan tersendiri
Hidup di bui pertiwi
Berfikir layaknya profesor
Bekerja jauh seperti kompresor
Lahan-lahan tak dipedulikan
Gedung-gedung ditinggikan
Lelah menanti dormansi
Sabar menemani imbibisi
Gulma bersih harus terealisasi
Panen datang pasti terjadi
Ikhtiar dan doa selalu dijunjung
Dengan harapan keadilan ada di penghujung
Tikus datang
Beraspun menghilang
Petani jadi tanpa sarjana
Sarjana tak menjiwai petani
Jangan biarkan bata bertahta
Lebih subur dari padi membumi
PETANI
Cipt. Faiz Nugraha
(Agroekoteknologi 2020)
Tanpa petani kita tak bisa makan
Ohh petani
Tanpa adanya engkau kami tak bisa menikmati butiran nasi
Begitu banyak kaya akan manfaat
Sawah yang lebar
Sawah yang subur
Oh petani
Engkau memang pahlawan tanpa tandah jasa
KEKAYAAN YANG TERLUPAKAN
Karya : Azman
(Agroekoteknologi 2020)
Tanah ini adalah tanah perjuangan
Beribu pahlawan silih berganti berhilangan
Berjuang tanpa menghiraukan kesehatan yang sudah semakin kurang
Akan jadi apa kekayaan ini kelak ketika kalian hilang?
Aturan yang semakin rakus merebut wadah kebahagiaan
Tak pernah sedikitpun meneropong ke lahan yang tidak lagi terlihat riang
Lihatlah suasana penuh duka menghadapi kebijakan yang menyakitkan
Kepada siapakah petani bisa meminta bantuan?
Hasil panen yang sama sekali tidak pernah dipedulikan
Petani yang semakin kewalahan membangun negara makmur akan pertanian
Namun begitu kejam realita yang dipersembahkan
Apakah kekayaan ini sudah terlupakan?
TANAHKU MEREBAK RUMAH TUAN
Firda Ramadini
Sri astria Amanda syifa
Di ujung penglihatan
Sawah-sawah terhampar
Diarahkannya pandangan
Yang masam itu pada padi yang selalu merunduk
Digenggaman tangan
Ladang- ladang tergelar
Digenggamnya bibit bibit yang murka itu
Pada tanah yang kian tercemar
Tanah ku yang subur
Tanah ku yang lapang
Tanah ku yang makmur
Kini hanya tersisa beton dan bangunan-bangunan tuan
Dalam hiruk pikuk suasana
Dalam panas sang surya
Peluh bercucuran
Sampai tak mampu lagi berandai-andai
Revolusi di korupsi
Korupsi sesuka hati
Tanah di gusuri
Hasil panen melimpah biar mimpi.
Revolusi tak boleh mati
Ladang dan kebun Harga mati
Biar tuan yang menggantung diri.
REALITA PANEN RAYA
Karya : Malika Mulyawati
(Agroekoteknologi 2021)
Hamparan hijau layaknya lautan yang begitu luas
Begitu indah saat mata memandang
Padi yang meruduk seakan menunduk
Orang-orangan jadi senjatanya untuk mengusir burung si pemakan padi
Keringat bercucuran membasahi pipi sang petani
Kerja keras kerja ikhlas menghasilkan buah hasil
Suburnya tanah membuat negeri ini kaya akan tumbuhan
Tapi Realita tak sesuai ekspektasi penguasa
Agraris julukannya..
Impor pasokannya...
Kebahagiaan yang terpancar saat panen raya, melihat berjuta ton beras yang dihasilkan
Justru menimbulkan kekecewaan terhadap sang Elit politik.
Pemikiran akan impor terbesit dan terlontar dari mulutnya, itu menyakitkan....
Kerja keras dibayar murah layaknya kerja paksa
Untuk cadangan asumsinya
Kerugian kenyataannya
KUOLAH DENGAN DOA
Karya : Naufal
(Agroekoteknologi 2019)
Miris,
Hatiku teriiris
Melihat pak tua yang menyemprotkan cairan pada padi itu
Rupanya itu cairan pembasmi tikus dan serangga
Dalam hati aku bertanya
Salah mereka apa?
Apa hanya karena mereka memakan sebagian tanaman padi itu?
Bukankah padi dan segala yang kita punya bukan sepenuhnya hak milik kita?
Apa yang burung burung itu makan jika para serangga di musnahkan?
Mereka pasti mati kelaparan
Jika burung dan tikus pun ikut musnah, bagaimana dengan nasib ular yang kebingungan mencari santapan di sawah itu?
Salahkah jika para ular mengembara ke pemukiman warga hanya untuk mencari mangsa?
Aku terdiam...
Ku berjalan menghampiri lahanku
Dihadapannya aku berdoa
Wahai para penghuni sawah, wereng, tikus, burung, ular dan lainnya
Jika memang kalian menginginkan padi itu silahkan nikmati seperlunya
Cukup sisakan untuk aku dan keluargaku
Mungkin doa itu terlalu naif diucapkan oleh seorang manusia
Tapi cukup bijaksana bagi keseimbangan semesta
PETANI PADI
Karya : Irma
(Agroekoteknologi 2020)
Kala mentari belum menampakkan cahaya.
Kau telah bersiap memulai harimu.
Dengan menyusuri jalan setapak,
Menuju tanah berkota,
Yang engkau jadikan tipuan dalam hidup.
Kau besarkan si Dewi Sri.
Lambang kesuburan dan kemakmuran.
Memupuknya sebuah harapan.
Dari sebuah butir biji kecil,
Hingga serumpun tanaman.
Siang, malam kau urusi, kau asuh dan besarkan.
Tanpa pikir akan lelah diri.
Tanpa hiraukan waktu yang terlakoni.
Tanpa peduli akan apa yang terjadi.
Karena, ada hasil yang tengah kau nanti.
SANUBARI PADI
Karya : Haeriyah
(Agroekoteknologi 2021)
Tanah yang terkadang menjadi alasan
Musim yang silih berganti
Cahaya mentari menjadi solusi
Bagaimana sang petani mendapat Rizki
Alam yang menentukan bagaimana
Dan Alam juga yang memberikan
Suasana yang serupa tak sama
Bagaikan sosok yang berirama
Embun pagi ini menyertai kembali
Dengan suasana Elok nan suci
Bagai sang Pelangi menghiasi
Padi kini menjulai tinggi
Alam yang memberikan kehidupan
Senantiasa menjaga kelestarian
Bertani bukan hanya menumbuhkan
Tetapi juga menjaga kehidupan
PETANI
Karya : Vira Amelia Sandy
(Agroekoteknologi 2020)
Seragam kotor yang dipenuhi tanah dan lumpur
Tanda kami para petani siap bertempur
Teriknya matahari bukan alasan untuk kami mundur
Cacian dan makian pun tidak membuat hati kami hancur
Tak perlu kalian kasihani para petani
Kami bangga bisa menjadi bagian dari negeri ini
Padi dan sayur yang kami tanam dibumi pertiwi
Salah satu bukti kami bisa menghidupi negeri ini
Kehadirannya tak pernah di anggap ada
Tapi perjuangannya akan selalu ada
Direndahkan dan dipandang sebelah mata
Sebuah awal kisah untuk suatu saat bercerita
Tak perlu berdasi untuk sesuap nasi
Hanya malas dan serakah yang harus di eliminasi
Kami para petani mengucapkan terimakasih
Untuk kalian yang menghargai, bahwa peran terbesar ada ditangan petani
SELAMAT DATANG AGRO’21
Karya : Muhammad Teguh Arrosid
(Agroekoteknologi 2020)
Lelah memelihara
Lelah menjaga
Lelah mendapat tugas darinya
Lelah, sampai terpesona
Selamat
Dirimu sudah tamat
Dari jenjang SMA sederajat
Saatnya naik pangkat
Kini, dirimu ditanam di media yang baru
Media yang menyambut hangat dirimu
Tempat unsur makro dan mikro bertemu
Satu saat nanti titik temu akan menjamu
Tidak ada kuning tidak ada biru
Kuning dan biru itu satu padu
Di keluarga yang selalu dirindu
Di Himagron pasti selalu, ada keluarga yang satu.
ANGAN ANGIN
Karya : Neng Noviani
(Agroekoteknologi 2021)
Petani membiru tatkala para petinggi yang enggan melirik lumbung yang tengah dikikis rayap
Derap langkah yang diiringi riak angin
Angan - angan akan limpahan panen esok
Petani bercocok tanam dengan penuh gairah
Terik mentari tak mereka gubris
Disiram nya tanaman dengan peluh rasa harap
Lahan yang mereka aliri dengan air mata kesengsaraan
Kini cangkul yang mereka pikul terbujur kaku penuh karat kemiskinan disudut tanah pusaka yang kaya raya
Aduhai rakyat jelata
Jangan kalian pikir para petinggi yang kita pilih tak ikut andil mensejahterakan para petani
Mereka juga ikut andil dalam gaya berbusana petani tanah pusaka yang konon katanya kaya raya
SURGA PETANI
Karya : Nazwa Arfiani
(Agroekoteknologi 2020)
Bila musim hujan telah tiba
Airnya mengalir menuju sawah
Disanalah para petani bekerja
Mengolah ladang dan sawahnya
Angin bertiup menuju Samudera
Sampai juga ke nusantara
Angin yang terus mengembara
Menuju negeri yang kaya raya
Embun pagi melambai-lambai
Menerpa pula pada daun-daun
Burung-burung berkicau ria
Seolah ingin menyambut sang surya
Alam Ini sungguh mempesona
Menyejukkan mata seolah terasa
Hutan, gunung, sawah dan lautan
Semua itu secuil tanah surga
0 komentar:
Posting Komentar