Selamat Hari Tani Nasional 2016

Hari Tani Nasional (24 September 2016)

LOKTIMAWIL 2

Perwakilan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mendapatkan juara 2 dalam Lomba Karya Tulis Wilayah 2 FKK HIMAGRI yang di laksanakan di Universitas Padjadjaran

Pemindahan Lahan Parkir UNTIRTA

Parkir kendaraan motor (Roda 2) dialihkan ke lahan parkir depan kampus UNTIRTA (Tidak dipungut biaya - GRATIS)

Sosialisasi SISTA

Sosialisasi SISTA (Sistem Informasi Skripsi dan Tugas Akhir) diadakan untuk seluruh KBM FAPERTA UNTIRTA pada tanggal 07 Maret 2016 hari Senin di Lab Agribisnis.

Jumat, 03 Mei 2019

Aeroponik

Apa itu Aeroponik?

        Aeroponik berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponus yang berarti daya. Jadi aeroponik merupakan cara bercocok tanam yang memanfaatkan udara sebagai media tanam utama dengan akar yang hanya menggantung di udara, tanpa menggunakan tanah seperti kebanyakan teknik lainnya. Nutrisi berupa air yang berisi larutan hara untuk perkembangan tanaman disemprotkan langsung pada akar tanaman. Akar tanaman yang dikembangan dengan metode ini akan menyerap nutrisi dari larutan hara dan mengalirkannya ke bagian tanaman lainnya seperti batang dan daun.
Pada dasarnya metode ini merupakan salah satu tipe dari metode hidroponik karena juga memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. Teknik ini menghasilkan tanam yang tumbuh lebih cepat dah produksi yang tinggi.
    Untuk membudidayakan tanaman dengan metode ini pun tidak memerlukan tenaga dan biaya yang tinggi. Toppers cukup menggunakan lembaran styrofoam atau gabus yang diberi banyak lubang. Kemudian dengan menggunakan busa, tancapkan bibit tanaman yang sudah disemai pada setiap lubang dan akar tanaman akan menggantung bebas. Letakkan sprinkler untuk menyemprotkan air yang telah dicampur dengan unsur hara guna memberi nutrisi ke akar. Pastikan sprinkler ini berjalan terus-menerus agar tanaman tetap mendapat nutrisi yang cukup.
   Sayuran yang dibudidayakan dengan metode aeroponik terbukti memiliki kualitas yang baik, segar, memiliki aroma dan cita rasa yang tinggi. Biasanya sayuran yang dikembangkan menggunakan metode ini merupakan jenis sayuran yang berumur pendek seperti caisim, pakcoy, selada, kalian, kangkung dan sebagainya.

Sumber foto: efundies.com, verticalgardeningsystems.com

Nah bagaimana Toppers, ternyata bercocok tanam di lahan sempit untuk tidak sulit bukan? Jangan biarkan keterbatasan lahan membuat kamu tidak bisa menghijaukan rumah kamu yah, Toppers. Selamat berkreasi dengan metode-metode di atas!

Sumber : ww.tokopedia.com


Selasa, 09 April 2019

Pertanian Aquaponik Modern

Pertanian Aquaponik Modern

Dengan simbiose aquakultur dan hidroponik para pakar pertanian Jerman berusaha memecahkan masalah krisis pangan dan kelangkaan air.



  Sektor pertanian kini menghadapi masalah pelik, gara-gara pertumbuhan penduduk dunia yang meningkat drastis. Di saat permintaan terus melonjak, lahan pertanian semakin menyempit. Ditambah lagi muncul masalah yang semakin serius, yakni kelangkaan air. Menyiasati situasi kritis seperti itu sebuah tim peneliti dari Institut Leibnitz di bidang Ekologi Perairan dan Perikanan Air Tawar –IGB di Berlin melakukan terobosan, dengan mengembangkan pertanian Aquaponik gaya baru.
   Akuaponik adalah sistem pertanian berkelanjutan yang mengkombinasikan akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam akuakultur yang normal, ekskresi dari hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan toksisitas air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, ekskresi hewan diberikan kepada tanaman agar dipecah menjadi nitrat dan nitrit melalui proses alami, dan dimanfaatkan oleh tanaman sebagai nutrisi. Air kemudian bersirkulasi kembali ke sistem akuakultur. 
Di dalam sebuah rumah kaca di lokasi penelitian Berlin, terdapat kehidupan simbiosis yang cukup istimewa. Di sana terlihat sepuluh kolam penangkaran ikan yang terbuat dari kotak plastik berwarna hijau dalam dua lajur, yang dihubungkan dengan jaringan selang. Dipadu dengan jejeran pot-pot tanaman tomat berwarna perak. Dr.Bernhard Rennert yang merupakan pakar budidaya ikan air tawar dengan bersemangat memberi makan ikan-ikan di kolam penangkaran tsb. Rennert menyebut proyek kolam ikan itu sebagai Aquakultur yakni istilah dari akhir tahun 50-an yang populer di Jerman untuk menyebut budidaya ikan air tawar. Sementara tanaman tomat dibudidayakan dengan sistem hydroponik. Gabungannya disebuat Aquaponik.
    Jika tanaman memerlukan air dan pupuk, airnya diambil dari kolam aquakultur. Tanaman mendapat pupuk dari kotoran ikan, yang terutama mengandung nitrogen dan fosfor. Dengan makanan itu tanaman tumbuh dan memproduksi buah tomat. Akan tetapi sebelum air kolam yang mengandung pupuk bagi tanaman itu digunakan mengairi tanaman tomat, airnya terlebih dahulu dibersihkan dalam sebuah tong berwarna hitam. Tujuannya agar kotoran ikan yang mengandung amoniak mengalami oksidasi. Dengan bantuan oksigen dan bakteri, amoniak diubah menjadi nitrat. Dengan proses sederhana nitrifikasi itu dari air kolam yang mengandung kotoran ikan diproduksi pupuk super. Setelah dioksidasikan, barulah Nitrat dari limbah kolam ikan dijadikan pupuk tanaman tomat. Dosisnya dapat diatur dengan tepat menggunakan katup pengatur arus cairan pupuk.
     Hasil panen pertama ujicoba simbiose budidaya ikan dengan kebun tomat itu boleh disebutkan mencapai rekor baru, yakni sekitar 600 kilogram tomat dari rumah kaca yang tidak terlalu luas. Dan sekitar 150 kilogram ikan Tilapia dari kolam kotak-kotak plastik. Dengan bangga para peneliti akan memberikan oleh-oleh beberapa buah tomat ranum, kepada para tamu yang mengunjungi rumah kaca tempat ujicoba.



Sumber: www.dw.com
  

Selasa, 26 Maret 2019

Talas Beneng

Talas Beneng (Xanthosoma undipes)

     Di Indonesia, talas dikonsumsi sebagai makanan pokok dan bahan tambahan makanan. Talas mengandung karbohiddrat, protein, lemak, dan vitamin yang tinggi. Pemerintak terus menerus mendukung talas sebagai bahan non pangan, namun memiliki potensi untuk dikembangkan (Saputro, dkk., 2012).
     Salah satu biodiversitas lokal Kaupaten Pandeglang adalah talas beneng (Xanthosoma undipes). Ukuran talas beneng dapat mencapai 30 kg dalam umur 2 tahun, panjang mencapai 1,2-1,5 m, ukuran lingkar luar 50 cm, serta berwarna kuning membuat masyarakat menyebutnya talas beneng atau besar dan koneng (kuning). Talas beneng mulanya merupakan tanman liar di hutan Gunung Karang Pandeglang yang pertumbuhannya sangat mudah dan cepat sehingga sering dianggap tanaman pengganggu (Rostianti, dkk., 2018).
     Talas Banten lebih dikenal dengan nama beneng yang merupakan singkatan dari besar dan koneng yang artinya berukuran besar dan berwarna kuning. Berasal dari Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten, talas ini menjadi salah satu komoditi bahan pangan pokok di Provinsi Banten selain beras dan aneka umbi.Talas beneng memiliki karakteristik yang berbeda dengan talas dari daerah lainnya. Talas ini tumbuh liar di lereng gunung, memiliki batang yang besar dan panjang serta pada bagian akarnya terdapat umbi-umbi kecil (kimpul) yang bergerombol. Selain kimpul, bagian utama yang dapat dimakan adalah batang.
     Talas beneng merupakan jenis ubi-ubian asli Pandeglang yang penanaman dan pengelolaannya telah berhasil dikembangkan warga kelompok tani yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti keripik kue dan bahan dasar penganan lainnya.
     Bagian yang dapat dimakan dari talas ini cukup banyak. Batang umbi berumur lebih dari dua tahun, panjang mencapai 120 cm dengan bobot 42 kg dan ukuran lingkar luar 50 cm. Talas banten memiliki kadar protein, mineral dan serat pangan yang relatif tinggi.
     Tepung yang dihasilkan memiliki kadar oksalat rendah dan berwarna cerah. Beberapa formulasi produk olahan dari tepung talas banten telah dihasilkan, seperti brownies, bakpao, dan kue kering.
     Pengolahan produknya yang hingga saat ini cenderung konvensional seperti dikukus, digoreng dan tidak dikomersialisasikan, padahal tanaman ini merupakan spesifik lokasi sehingga mempunyai nilai strategi sebagai bahan pangan lokal untuk ketahanan pangan. Talas Beneng mempunyai kandungan nutrisi yang cukup baik, yaitu protein 2,01%, karbohidrat 18,30%, lemak 0,27%, pati 15,21% dan kalori sebesar 83,7 kkal.
     Talas beneng memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai sumber pangan lokal. Ukurannya yang besar dengan kadar protein yang tinggi serta warna kuning yang menarik adalah kelebihan yang dimiliki talas beneng yang menjadi ciri khas yang tidak dimiliki talas jenis lain.
     Walaupun kadar oksalatnya tinggi, dengan perlakuan perendaman dalam garam dapat menurunkan kadar oksalat. Pengolahan tepung menjadi aneka produk akan memperluas pemanfaatan talas beneng dalam upaya mendukung ketahanan pangan.
     Saat ini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Bogor serta Badan Ketahanan Pangan Daerah dan Fakultas Pertanian Untirta Banten sedang mengembangkan potensi talas Banten (beneng) untuk lebih ditingkatkan lagi pemanfaatannya.

Informasi lebih lanjut : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten

Sumber :
Rostianti, Tuti, dkk. 2018. Karakterisasi Sifat Fisikokimia Tepung Talas Beneng sebagai Biodiversitas Pangan Lokal Kabupaten Pandeglang. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 1(2) : 1-7

Saputro, Mochamad Adi, dkk. 2012. Pati Talas yang Dimodifikasi dengan Asetilasi Menggunakan Asam Asetat. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 1(1) : 258-263

Sabtu, 16 Maret 2019

Khasiat Tanaman Tapak Dara

Khasiat Tanaman Tapak Dara
(Cantharantus Roseus)


Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Catharantus
Spesies : C. Roseus

Jika mendengar nama daun tapak dara mungkin sebagian besar anda masih asing mendengarnya namun jika anda melihat penampakannya dari daun tapak dara ini pasti anda cukup familiar karena daun tapak dara adalah daun dari salah satu tanaman hias yang banyak ditanam diperkarangan rumah sebagai penghias rumah. Bunganya yang berwarna merah jambu nan indah menjadikan magnet bagi mata yang memandang. Ternyata bukan hanya bunganya saja yang menarik namun daun yang bernama daun tapak dara ini juga cukup menarik terutama khasiatnya bagi kesehatan.
Tapak dara ini umumnya ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari daratan rendah sampai ketinggian 800m diatas permukaan laut. (Hembing, 2006)
Menurut Azwar (2010) tanaman tapak dara mengandung komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vinca leukoblastine, leurokristine, vinkadiolin, leurosidin dan kaarantin. Selain itu juga, mengandung alkaloid yang mengandung hipoglikemik (menurunkan gula darah) seperti katarantin, locherin, saponin, flavonoid, dan tannin.
Menurut Agoes (2010), menyatakan bahwa kandungan alkaloid total didalam daun tapak dara berkisar 0,70-0,80%. Untuk memperoleh 50 miligram vinkristine dibutuhkan satu ton daun kering tapak dara. Seluruh bagian tanaman mengandung zat aktif antara 0,2-1%.
Tapak dara karena kandungan senyawanya, menjadi berkhasiat dalam mengobati beberapa jenis penyakit, bahkan di luar negeri tapak dara ini sudah diolah menjadi obat suntik. Namun perempuan hamil dilarangan menggunakannya. Berikut adalah uraian vara penggunaan tapak dara dalam mengobati penyakit (Agoes, 2010) :
1. Darah tinggi, kencing manis, leukimia limfosit akut:
Rebus daun tapak dara segar sebanyak 15g dengan gelas air sampai tersisa 2gelas. Setelah dingin, saring dan minum 2 kali sama banyaknya dipagi hari dan sore hari.
2. Luka tersiram air panas :
Tumbuh halus beberapa helai daun tapak dara segar dan beras secukupnya, sampai menjadi seperti bubur, balurkan pada luka.
3. Hipertensi
Rebus 15 gram daun atau bunga tapak dara dengan 400 cc air hingga 200 cc lalu saringlah air dan minumlah menjelang tidur.
4. Batu ginjal
Rebus daun tapak dara sebanyak 30gr, daun keji beling 30gr, daun tempuyung 15gr, dengan 600 cc air hingga 300 cc. Kemudian saring dan minumlah 2 kali sehari.

Semoga bermanfaat bagi para pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Azwar.2010. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta : Salemba Medika

Hembing, Wijaya. 2006. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Jakarta : Penebar Swadaya

Sabtu, 09 Maret 2019

Khasiat Sambiloto

Daun sambiloto banyak mengandung senyawa Andrographolide, yang merupakan senyawa lakton diterpenoid bisiklik. Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid dan homoandrografolid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik dan damar. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektor (melindungi sel hati dari zat toksik) (Tjitrosoepomo, 2000). Efek  Farmakologis dan Hasil Penelitian sambiloto Tjitrosoepomo(2000): 
1.Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 
2.Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. 
3.Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas. 
4.Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5.Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, dan antibakteri. 
6.Komponen aktifnya andrografolid, berkhasiat anti radang. 
7.Pemberian rebusan daun sambiloto 40% sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah. 
8.Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam. 
9.Infus herba sambiloto mempunyai daya anti jamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum. 10.Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek anti histaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum.

Manfaat Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)
Tanaman Sambiloto mempunyai banyak manfaat dan kegunaan, daunnya yang sangat pahit dibuat obat sakit demam dan obat menguatkan badan seperti tonikum. Juga baik digunakan sebagai obat sakit perut atau dysentri dan typhus, selain itu juga dapat digunakan sebagai obat untuk luka bekas gigitan ular. Oleh sebab itu tanaman ini disebut Daun Ki ular atau Ki oray. Daunnya yang dikunyah bisa untuk menyembuhkan gatal-gatal pada kulit, dengan jalan membalurnya di atas kulit yang gatal atau luka(Widiarti, 1999).  Menurut Hutapae(1991) Sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi: 
1.Hepatitis, infeksi saluran empedu 
2.Disentri basiler, tifoid, diare 
3.Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, radang paru (pnemonia), radang saluran napas (bronkitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi 
4.Demam, malaria 
5.Kencing nanah (gonore) 
6.Kencing manis (DM) 
7.TB Paru, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma) 
8.Darah tinggi (hipertensi) 
9.Kusta (morbus hansen = lepra) 
10.Leptospirosis
 11.Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut
 12.Kanker. Sambiloto dapat berhasiat untuk Hepatitis, infeksi saluran empedu, diare, Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore), kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma, batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis, darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra), keracunan jamur, singkong, makanan laut, Kanker, dan tumor ganas(Fauziah, 1999). Secara turun-temurun, orang sudah menggunakan rebusan daun sambiloto untuk mencegah masuk angin atau influenza, menurunkan demam, sakit kuning, serta mengobati luka. Untuk mengobati luka, biasanya orang menumbuk daun sambiloto kering, dan menaburi luka atau korengnya dengan bubuk sambiloto. Selain itu pahitnya sambiloto juga dipercaya manjur untuk meredakan kencing manis. Sambiloto merupakan herbal yang mempunyai efek anti-infeksi / anti radang paling baik diantara tanaman obat lainnya. Penyakit-penyakit infeksi terutama infeksi pada jaringan mucus atau lendir, seperti infeksi tenggorokan penyebab influenza, infeksi saluran kemih, keputihan pada wanita maupun infeksi pada koreng, bisa diobati dengan sambiloto (Medatama, 1991). Daun kering seberat 5 gr, yang direbus bersama air 2 gelas sampai sisa 1 gelas untuk satu hari (diminum 3 x 1/3 gelas). Jika menggunakan daun segar, dosisnya adalah sekitar 30 lembar daun dengan cara yang sama seperti merebus daun kering. Dalam bentuk ekstrak, mengkonsumsi sampai dengan 1500 mg per hari masih dianggap aman. “Berdasarkan pengalaman saya, sambiloto dalam bentuk ekstrak ternyata terbukti lebih efektif mengatasi berbagai penyakit radang/infeksi” demikian dr Sidhajatra menambahkan(Medatama, 1991).





Sumber : http://eprints.umm.ac.id/35033/3/jiptummpp-gdl-yogiferila-47427-3-babii.pdf

Jumat, 01 Maret 2019

Kandungan Nutrisi Buah Alpukat

Buah avocad sangat dikenal di masyarakat, buah ini mengandung lemak yang tinggi, rasanya langu seperti minyak ikan. Buah avocad tidak hanya untuk dimakan tetapi dapat juga dibuat minuman seperti jus dan diberi sirup atau penyedap lainnya. Buah avocad mempunyai banyak zat berkhasiat antara lain nutrisi dan enzim yang berlimpah. Buah avocad juga kaya antioksidan dan zat gizi seperti lemak yaitu 9,8 gram/10 gram daging buah (Ariani, 2000).
Tanaman avocad merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket (Jawa Barat), alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), buah pokat, jambu pokat (Batak), advokat, jambu mentega, jambu pooan, pokat (Lampung) dan lain-lain. Tanaman avocad berasal dari dataran rendah Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20 varietas avocad dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan gizi masyarakat, khususnya didaerah dataran tinggi (DepKes RI, 1979).
Buah avocad juga banyak mengandung asam lemak yang baik bagi tubuh, diantaranya seoerti asam isopalmiat, asam gmiristat, dan lain-lain. Seperti pohon aren dalam versi buah jika diibaratkan, buah avocad banyak memiliki khasiat dan tak akan habis inovasi jika ingin mengolah buah yang satu ini menjadi hidangan yang menggugah selera (Ariani, 2000).
Buah avocad juga pernah diteliti untuk mengidentifikasi kandungan-kandungan yang ada didalamnya secara empirik, penelitian ini dilakukan di  Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat. Dari penelitian tentang ekstraksi asam lemak dari daging buah Alpukat (Persea americana Mill.). Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu daging buah Alpukat yang memiliki daging basah pada sampel A sebanyak 420,12 gram,  sampel kering 211,76 gram dan di dapat minyak 149,274 gram, pada daging basah  sampel B sebanyak 500,7 gram dan sampel kering 253,41 gram dan di dapat minyak 167,598 gram.  Menghasilkan randemen pada sampel A  terhadap berat basah 35,531%, berat kering 70,492% dan pada sampel B berat basah 33,472%, berat kering 66,137%. Dari hasil kadar lemak pada sampel A dan sampel B 71,908% ± 1,447% dan 69,481% ± 5,197% (Zulharmita dkk, 2013).
Dari hasil analisa dengan menggunakan Gas Kromatography - Mass Spectrocopy (GC - MS) diketahui bahwa jumlah komponen penyusun minyak Alpukat pada sampel A yaitu asam miristat dengan kadar 2,44%, asam behenat dengan kadar 2,22% dan asam isopalmitat dengan kadar 10,97%. Berarti asam isopalmitat yang mempunyai luas puncak yang tertinggi sedangkan komponen minyak alpukat pada sampel B yaitu asam nonanoat dengan kadar 1,20%, asam miristat dengan kadar 2,8%, asam behenat dengan kadar 2,23%, asam palmitoleainat dengan kadar 7,91%, asam oleat dengan kadar 10,95%, asam oleat dengan kadar 28,69%, asam isopalmitic dengan kadar 4,77%. Berarti asam oleat yang mempunyai kadar yang tertinggi (Zulharmita dkk, 2013).
Buah avocad sangat kaya akan kandungan minyak dan asam lemak. Asam lemak yang ada pada avocad yang paling banyak adalah asam oleat. Asam oleat atau asam oktadekenoat , merupakan asam lemak tak jenuh yang sangat baik bagi tubuh. Asam lemak ini juga terkandung didalam minyak zaitun. Hal ini tentu memiliki begitu banyak manfaat. Oleh karena-nya, buah avocad dapat dimanfaatkan untuk mengurangi resiko kardiovaskular dan stroke, meningkatkan energy, juga mengurangi resistensi insulin.






Referensi :
Ariani, T. R. 2000. Pengaruh Tebal Rajangan Daging Buah Alpukat (Persea americana Mill.) dan Cara Ekstraksi Terhadap Randemen Dan Mutu Minyak Alpukat Yang Dihasilkan. (Skripsi). Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian, Instut Pertanian Bogor.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jendral POM, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia.

Zulharmita, Reni Afrina, Rina Wahyuni. 2013. Ekstraksi Asam Lemak dari Daging Buah Avocad (Persea americana Mill.). Jurnal Farmasi Higea. Vol. 5 No. 1

Jumat, 22 Februari 2019

LET GET MORE KNOWLEDGE ABOUT (Brassica juncea L.)

Brassica juncea L. itu apa sih? Yuk dibaca!

Brassica juncea L.  adalah tanaman sawi. Sawi termasuk tanaman sayuran daun dari keluarga Cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Daerah asal tanaman sawi diduga dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur. Konon di daerah Cina tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun yang lalu, kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan. Masuknya sawi ke Indonesia diduga pada abad XI bersamaan dengan lintas perdagangan jenis sayuran sub-tropis lainnya.




Botani Tanaman Sawi : 

Kingdom  : Plantae 
Divisi        : Spermatophyta 
Class         : Dicotyledonae 
Ordo         : Rhoeadales 
Famili      : Cruciferae 
Genus       : Brassica 
Spesies    : Brassica juncea L.

     Tanaman sawi hijau berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar ke semua arah disekitar permukaan tanah, perakaranya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi hijau tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah menyerap air, dan kedalaman tanah cukup dalam  (Cahyono, 2003).
      Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak keliatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2007).
  Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).
  Tanaman sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik didataran tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2007).
     Benih sawi termasuk tipe benih bulat, yakni bentuknya bulat, berukuran kecil (Rukmana, 2007). Benih sawi hijau berbentuk bulat, berukuran kecil, permukaannya licin dan mengkilap, agak keras, dan berwarna coklat kehitaman (Cahyono, 2003).
    Daerah penanaman yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai 1200 meter dpl. Namun, biasanya tanaman ini dibudidayakan di daerah ketinggian 100 - 500 m dpl. Sebagaian besar daerah-daerah di indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut (Haryanto, dkk, 2003).
     Tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Energi kinetik yang optimal diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 - 400 cal/cm2 setiap hari (Cahyono, 2003). 
     Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6 0C dan siang harinya 21,1 0C serta penyinaran matahari antara 10 - 13 jam per hari.
     Meskipun demikian, beberapa varietas sawi yang tahan terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didaerah yang suhunya antara 27 0C – 32 0C (Rukmana, 2007). 
    Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi hijau yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Tanaman sawi hijau tergolong tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga penanaman pada musim hujan masih bisa memberikan hasil yang cukup baik. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi hijau adalah 1000-1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1000-1500 mm/tahun dapat dijumpai di dataran tinggi pada ketinggian 1000-1500 m dpl. Akan tetapi tanaman sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang (Cahyono, 2003).

























Daftar Pustaka

Cahyono,  B.,  2003.  Teknik dan Strategi Budidaya Sawi Hijau (Pai-Tsai). Yayasan Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Hal : 12-62.

Erawan, Dedi, dkk. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) pada Berbagai Dosis Pupuk Urea. Jurnal Agroteknos. Vol. 3 No. 1 Hal. 19.

Haryanto,  W  ;  T. Suhartini dan  E . Rahayu.  2003.  Sawi dan Selada.  Edisi Revisi Penebar Swadaya,  Jakarta.  Hal : 5-26.

Rizky, Muhammad, dkk. 2015. Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Sawi (Brassica juncea L.) pada Pemberian Pupuk Cair. Jurnal Agroekoteknologi. Vol. 4 No. 1 Hal. 1890-1891.

Rukmana, R, 2007. Bertanam Petsai dan Sawi Kanisus, Yogyakarta. Hal : 11-35.