Selasa, 07 Juni 2022

Tingkatkan produktivitas pertanian dengan memanfaatkan teknologi (drone) sebagai penyemprotan hama

Oleh : Jihan Nabila

Indonesia memiliki sumber daya alam yang luar biasa, namun sumber daya alam ini bisa saja berkurang atau bahkan hilang ketika tidak kita jaga. Sebagai Negara yang bergantung pada kegiatan bercocok tanam tentu ini peran bagi masyarakat Indonesia, seperti halnya bahwa pertanian adalah perkembangan kunci dalam kebangkitan peradaban manusia, dan masa muda adalah pengalaman yang dapat membentuk tingkat ketergantungan individu, yang dapat ditandai dengan berbagai cara menurut perspektif budaya yang berbeda.

Rekosistem telah melakukan berbagai upaya melalui strategi keberlanjutan dan inovasi teknologi bagi ekosistem limbah dari hulu ke hilir, yang tentunya membutuhkan kerja sama dari seluruh pihak, terutama generasi muda. “Sebagai aktor perubahan, generasi muda perlu memiliki keterampilan seperti project management, kemampuan merangkai konsep, perencanaan, hingga eksekusi proyek, dan product management untuk meningkatkan produktivitas apalagi pada bidang pertanian , agar lebih memahami kebutuhan konsumen melalui apa yang ditawarkan.

Bertani merupakan suatu kegiatan dalam mengelola sebuah lahan dengan menanam benih, bibit dan sebagainya, bertani ini biasanya dilakukan ke ladang atau kebun oleh para petani namun tak hanya petani saja banyak juga masyarakat yang ingin bertani, sehingga dengan bertani ini bisa meningkatkan produktivitas kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Namun, hal yang seringkali menjadi masalah salah satunya adalah hama dan sejatinya pertanian tidak luput dari hama. Hama itu apa sih??

Hama dalam arti luas merupakan semua jenis gangguan baik pada ternak maupun tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis bagi si penanam. Namun kita tidak perlu khawatir tentang kebaradaan hama karna kita bisa cegah hama tersebut dengan penyemprotandan sebagai agion of change sepatutnya kita berfikir bagaimana cara kita untuk membantu para petani sekaligus memanfaatkan teknologi yang ada dengan baik. Lalu bagaimana kita membantu para petani sekaligus memanfaatkan teknologi yg ada? Salah satunya yaitu dengan penyemprotan hama menggunakan drone.

Menurut KhoirunNisa et al., 2019 Dalam pemeliharaan tanaman, pengaplikasian pestisida dirasa kurang efektif jika hanya menggunakan tenaga manusia. Diperlukan waktu yang cukup lama dan tenaga kerja yang cukup banyak untuk melakukan penyemprotan pestisida. Biaya input petanian pun menjadi lebih tinggi. Selain itu, penyemprotan pestisida menggunakan tenaga kerja manusia akan mempengaruhi kesehatan mereka. Residu pestisida yang terhirup oleh mereka akan berdampak negatif terhadap kesehatan mereka. Dalam pengaplikasian pestisida diperlukan kesadaran dan perlengkapan keselamatan kerja yang tinggi untuk dapat meminimalisir dampak negatif pestisida jika terjadi kontak secara langsung.

Dilansir dari cybex pertanian penyemprotan hama dengan pestisida memiliki beberapa dampak positif yaitu bisa membasmi maupun mengendalikan jasad pengganggu tanaman baik hama, penyakit maupun gulma, sehingga dapat membantu para petani meningkatkan produktivitas serta efisien dan ekonomis

Drone juga dapat dihubungkan dengan satelit untuk mengatur atau mensetting luas dan arean lahan yang ingin diaplikasikan dengan pestisida. Sehingga tidak perlu semua area lahan yang dilimiliki oleh petani disempot oleh pestisida. Hanya area tertentu saja yang terlihat rusak dan berpenyakit yang perlu disemprot oleh pestisida. Sehingga dapat menghemat waktu pengerjaan dan juga input pertanian. Pengoperasian drone juga dapat diatur sedemikian rupa sehingga drone dapat memulai kembali pekerjaannya di titik ketika dia berhenti setelah pengisian ulang tangki. Pengembangan drone juga semakin meningkat di bidang pertanian. Dewasa ini, drone sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi keadaan dan kesuburan tanah serta pendeteksian kesehatan tanaman. Pengamatan populasi hama dan jenis-jenis hama yang ada di lapang juga dapat dilakukan menggunakan drone (Irawaty et all 2017, Su et all 2017). Menurut Dadang (2019), drone merupakan teknologi dengan berbagai kelebihan, diantaranya yaitu bermanfaat sebagai (1) efisiensi dalam biaya operasi, (2) efisiensi dalam penggunaan air, (3) efisiensi dalam waktu, (4) efisiensi dalam tenaga kerjs, dan (5) rendahnya drift (dalam kondisi tertentu).

Terdapat juga akhir-akhir ini beberapa daerah menggunakan drone sebagai penyemprotan hama seperti pada petani di kabupaten klaten yang mengerahkan drone sebagai penyemprotan hama wereng, narso petani desa plosowangi mengatakan penggunaandrone sudah marak tahun ini. Biayanya lebih murah dibandingkan tenaga manusia.

Ternyata pengaplikasikan teknologi di bidang pertanian sangat amat diperlukan conothnya yaitu dapat membantu penyemprotan hama guna mengefisienkan waktu dan tenaga.


DAFTAR PUSTAKA

Dadang. 2019. Formulasi Pestisida untuk Drone disampaikan pada Seminar Nasional Penggunaan Drone dalam Bidang Perlindungan Tanaman dalam Rangka menuju Industri Pertanian 4.0 di Indonesia., Bogor (ID): ISSAAS Indonesia Chapter

Irawaty E, daniel, Achmad M. 2017. Analisis biofisik tanaman padi dengan citra drone (UAV) menggunakan software Agisoft Photoscan. Jurnal Agritechno. Jurnal Agritechno. 10(1):109-122

Khoirunnisa, H dan Kurniawati, F. 2019. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat. Penggunakaan drone dalam mengaplikasikan pestisida di daerah sungan besar malaysia. Vol 1. No 1.

Su ASM, Mazlan N, Ya NNC, Ilahi WFF. 2017.Teknologi aplikasi dron untuk pertanian. Dalam: Persidangan Kebangsaan Pemindahan Teknologi 2017 (Confertech). Hotel Berjaya Waterfront, Johor, 14-16. 

0 komentar:

Posting Komentar