Selamat Hari Tani Nasional 2016

Hari Tani Nasional (24 September 2016)

LOKTIMAWIL 2

Perwakilan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mendapatkan juara 2 dalam Lomba Karya Tulis Wilayah 2 FKK HIMAGRI yang di laksanakan di Universitas Padjadjaran

Pemindahan Lahan Parkir UNTIRTA

Parkir kendaraan motor (Roda 2) dialihkan ke lahan parkir depan kampus UNTIRTA (Tidak dipungut biaya - GRATIS)

Sosialisasi SISTA

Sosialisasi SISTA (Sistem Informasi Skripsi dan Tugas Akhir) diadakan untuk seluruh KBM FAPERTA UNTIRTA pada tanggal 07 Maret 2016 hari Senin di Lab Agribisnis.

Senin, 26 Juli 2021

ARTIKEL TAHUKAH ANDA PROGRAM KEMENTAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

 Kementrian Pertanian Indonesia mengonsepkan program Kawasn Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan memaksimalkan area perkarangan rumah untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin ketersediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Program KRPL ini dicetuskan oleh kementan pada tahun pada tahun 2010 dengan tujuan untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga serta membangun kemandirian pangan di skala rumah tangga. Selain itu KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah dan lainnya), lahan terbuka hijau, seta mengemmbangkan pengolahan dan pemasaran hasil.

KRPL merupakan terobosan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Program Rumah Pangan Lestari ini merupakan kegiatan yang mendorong warga untuk mengembangan tanaman oangan maupun peternakan dan perikanan berskala kecil. Jadi ini merupakan trobosan dalam menghadapi perubahan iklim melalui pemanfaatan perkarangan rumah, karena untuk warga yang memiliki lahan terbatas bisa tetap menanam dengan teknik vertikultur. FAO yang merupakan organisasi pangan dan pertanian dunia menyatakan akan mengadopsi program KRPL dikarenakan melihat konsep KRPL yang cocok diterapkan di negara-negara lain di dunia dalam mengatasi perubahan iklim global terhadap ketersedianan pangan rakyat di negara lain dan dunia.

Prinsip dasar dari KRPL konsepam dasar yang di usung Kementrian Pertanian adalah yanng pertama pemanfaatan lahan perkarangan rumah yang ramah lingkungan serta memaksimalkan lahan sempit untuk komoditas pangan rumah tangga, yang kedua adalah peningkatan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat.

Adapun tujuan dari pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari sendiri dinagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Untuk tujuan jangla pendeknya sendiri adalah sebagai berikut :

1. untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan perkarangan secara lestari.

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan perkarangan di perkotaan maupun di pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga, pengolahan limbah hasil rumah tanngga menjadi kompos.

3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan perkarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan.

4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluargan sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat secara mandiri.

Sedangkan untuk tujuan jangka panjangnya ada empat point yaitu sebagai berikut :

1. Kemandirian pangan keluarga.

2. Diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.

3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan.

4. Peningkatan kesejahtraan keluarga dan masyarakat.

Pertanian 4.0 Di Indonesia

    Pertanian merupakan pondasi dasar ekonomi bangsa, dengan pembangunan pertanian yang baik akan berimbas pada perekonomian yang stabil. Pembangunan pertanian terhadap perekonomian suatu bangsa adalah berbanding lurus. Suatu bangsa dapat dikatakan menjadi bangsa yang maju apabila seluruh kebutuhan primer rakyatnya terpenuhi yaitu kebutuhan pangan.

Tapi tahukah anda apasi itu pertanian 4.0 ? pertanian jenis ini merupakan sutau perubahan terbarukan dengan memanfaatkan teknologi – teknologi dalam pengelolaan pertannian di Indonesia. Sehingga dapat kita artikan bahwa pertanian 4.0 adalah kerangka teknologi yang diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mentransformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Kerangka ini sekaligus jawaban atas pesatnya modernisasi yang bisa memenuhi kebutuhan.

Sejak empat setengah tahun lalu Kementerian Pertanian telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk berbagai alat dan mesin (Alsintan) pertanian seperti autonomous tractor, drone sebar benih, drone sebar pupuk granule, alsin panen olah tanah terintegrasi dan penggunaan obot tanam. Selain itu jika melihat dari kacamata sejarah Revolusi industri merupakan periode antara tahun 1750- 1850 di mana terjadinya perubahan secara besar- besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi 27 Retno Dwi Puspitasari.: Pertanian Berkelanjutan Berbasis Revolusi Industri 4.0 sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam bidang industri pertanian.

Sehingga  Pertanian 4.0 tidak hanya mempengaruhi produsen, tetapi juga membawa konsumen lebih dekat ke petani atau perusahaan pertanian. Salah satu kegunaan pertanian digital adalah dapat mengetahui suatu produk dihasilkan dari proses yang berkelanjutan atau tidak. Setiap kegiatan pertanian terekam, menghasilkan data dan informasi yang dapat digunakan untuk menudukung aktivitas-aktivitas pertanian lainya.

Proses pertanian di lahan pertanian digital mencakup berbagai bidang seperti peternakan (robot pemerahan, pemantauan kesehatan hewan digital, dll.), perkebunan (robot lapangan), pemeliharaan mesin pertanian otomatis dan robot pemanen yang dijalankan secara otomatis.

Pengembangan Urban Farming Sebagai Konsep Pertanian Kota Untuk Masa Depan

    Urban Farming atau Urban Agriculture merupakan istilah yang berasal dari Bahasa inggris yaitu Urban yang berarti perkotaan dan Farming adalah pertanian. Jadi Urban Farming dapat didefinisikan sebagai kegiatan pertanian di daerah perkotaan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka yang ada di sekitar. Urban Farming atau Urban Agriculture sebenarnya sudah ada dari zaman dahulu, tepatnya di Machu Pichu, dimana pada saat itu banyak sampah-sampah rumah tangga yang dikumpulkan menjadi satu dan dijadikan sebagai pupuk. Nantinya air yang digunakan masyarakat akan dikumpulkan dengan tujuan untuk dijadikan sebagai sumber pengairan dengan sistem drainase yang sudah dirancang pada masa itu oleh para arsitek.

    Urban Farming adalah kegiatan yang awal nya dibentuk sebagai upaya terhadap situasi buruk dan kondisi ekonomi dari beberapa Negara pada saat terjadinya perang dunia II di Amerika Serikat, pada saat itu Amerika Serikat merencanakan program Victory Garden, yaitu pembangunan taman di sela-sela ruangan yang tersisa. Sekitar 20 juta Victory Garden dibuat pada saat terjadinya perang dunia II.  Program tersebut dipercaya menjadi cikal-bakal dari gerakan Urban Farming atau Urban Agriculture. Karena program tersebut, akhirnya pemerintah Amerika Serikat pada saat itu menyediakan 40% kebutuhan pangan warganya. Urban Farming semakin berkembang ketika masyarakat dari berbagai belahan dunia mulai menyadari bahwa semakin hari pertumbuhan penduduk dunia semakin bertambah dan luas lahan pertanian mulai berkurang. Maka dari itu mulailah lahan-lahan yang kosong di daerah perkotaan digunakan sebagai tempat untuk bercocok tanam. Dimulai dari lahan sempit didepan rumah, atap-atap gedung dan lain sebagainya.

    Pengelolaan Urban Farming akan memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Beberapa manfaat dari pengelolaan Urban Farming ialah :

· Urban Farming dapat menghasilkan oksigen dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan di daerah perkotaan.

· Dapat membantu menciptakan kota yang bersih dengan melaksanakan 3R (Reuse, Reduse, Recycle) untuk mengelola sampah yang ada di daerah perkotaan.

· Dari segi ekonomi, urban farming juga bermanfaat untuk memberikan tambahan pendapatan karena memproduksi produk tanaman yang berkualitas.

· Dapat meremediasi polusi melalui tanaman yang ditanam karena dapat mengikat polutan yang ada di dalam tanaman, sehingga kimia yang beracun tersebut nantinya tidak bisa berpindah melalui aliran air permukaan ataupun air tanah.

· Dapat memberikan kontribusi terhadap kenyamanan lingkungan perkotaan.

Urban Farming memiliki beberapa jenis yaitu mulai dari vertikultur (budidaya tanaman secara vertical), hidroponik, aquaponik, wall gardening, kebun atap, indoor farming, greenhouse dan community garden. Untuk tanaman yang dapat ditanam dalam pengelolaan usaha Urban Farming adalah jenis sayuran hijau contohnya pakcoy, selada, kucai, seledri, sawi, bayam,dan kangkung. Tanaman herbal contonya sereh, jahe, lengkuas, dan lain sebagainya. Buah-buahan contohnya tomat. Umbi-umbian dan Tanaman hias.

Urban farming atau pertanian kota ini diperkirakan nantinya akan memproduksi 15-20% dari pasokan pangan dunia. Yang nantinya juga akan berperan penting untuk menciptakan ketahanan pangan global di masa yang akan datang. Urban farming sangat cocok dilakukan di lingkungan rumah didaerah perkotaan karena dianggap beriringan dengan keinginan masyarakat di perkotaan yang ingin menjalankan gaya hidup sehat. Nantinya hasil panen dari urban farming ini juga akan lebih menyehatkan karena dalam prosesnya urban farming menerapkan sistem penanaman dan perawatan sepenuhnya dilakukan secara organik dan tidak menggunakan pupuk kimia. 

Rabu, 21 Juli 2021

Aquaponik

    Aquaponik adalah suatu sistem pertanian yang dalam pengelolaannya menggabungkan antara budidaya ikan dan budidaya tanaman secara hidroponik. Aquaponik berasal dari benua asia dan amerika selatan. Sistem ini sudah ada sejak peradaban suku Aztec kuno yang berdiam di amerika selatan. Saat itu mereka memiliki gagasan atau ide untuk membuat pulai dari tanah lumpur yang dialiri oleh air kanal dimana didalamnya terdapat ikan hidup. Air dan nutrisi yang terdapat pada air kanal ini digunakan untuk mengairi tanaman yang ditanam pada pulau buatan tersebut. Sistem ini tidak hanya dilakukan di amerika selatan, di China kuno juga sudah terbiasa dengan sistem aquaponik meskipun pada saat itu belum diketahui istilah aquaponik. Mereka beternak bebek diatas kolam ikan yang nantinya air dari kolam ikan tersebut akan digunakan untuk mengaliri sawah dan kebun sayuran yang mereka tanam. Dari sistem aquaponik sederhana yang digunakan masyarakat di china selanjutnya para peneliti mulai meneliti tentang sistem aquaponik ini.

    Dimulai pada tahun 1969, ilmuwan asal amerika yaitu John todd dan nancy mendirikan sebuah institute yang bernama Alchemy institute, kemudian memprakarsai pembangunan sistem tanam yang pada saat itu disebut sistem Ark. Kedua ilmuwan tersebut terus melakukan penelitian mengenai budidaya ikan dan sayuran terutama yang dalam prosesnya membutuhkan tenaga listrik secara kontinyu. Mereka juga membangun sebuat sistem panel listrik yang nantinya digunakan untuk penerangan dan kebutuhan dalam budidaya ikan dan tanaman. Selanjutnya pada tahun 1971 seorang peneliti dari Universitas Virgin Island mendapatkan beberapa kesulitan dalam proses menanam sayur dan membudidayakan ikan di sebuah pulai bernama pulau Semiarid yang terletak di Australia. Penelitian ini yang menjadi dasar pada sistem aquaponik komersil yang banyak digunakan para petani saat ini untuk membudidayakan ikan dan tanaman. Dilanjutkan pada tahun 1980, ada mahasiswa bernama mark Mc Murtry dan gurunya yaitu professor Doug sanders dari Universitas North Carolina yang memulai pembangunan sistem aquaponik yang pada saat itu diberi nama sistem aquaponik loop. Tanaman yang mereka tanam dalam pengelolaan sistem aquaponik yaitu tanaman tomat dan mentimun dan membudidayakan ikan air kolam. Air tersebut nantinya akan digunakan untuk mengairi tanaman yang mereka tanam di pasir. Mereka menggunakan media tanam pasir yang nantinya pasir itu akan digunakan sebagai penyaring atau biofilter air yang nantinya akan dikembalikan ke dalam air yang ada di tangki ikan tersebut. Prinsip sirkulasi ini yang kemudian digunakan menjadi dasar pertanian aquaponik pada saat ini. Selanjutnya pada tahun 1990 an, dua orang petani yang bernama Paula Speraneo dan Missouri Tom berhasil membangun sistem aquaponik yang bisa digunakan untuk skala rumah tangga. Mereka menggunakan media tanam krikil dan dibawah nya terdapat tangki yang berisi ikan nila yang airnya digunakan untuk mengaliri tanaman yang mereka tanam. 

    Sistem aquaponik saat ini sudah banyak digunakan masyarakat di perkotaan untuk menghemat lahan dan menggunakan sistem ini juga akan mendapatkan dua manfaat sekaligus. Dalam aquaponik, suplay nutrisi didapatkan dari kotoran ikan yang dipelihara di kolam. Teknik ini dapat memungkinkan terjadi nya siklus nitrogen dimana nantinya kolam ikan akan menghasilkan kandungan amoniak yang cukup tinggi, kemudian pompa yang digunakan pada sistem ini akan mengalirkan amoniak pada tanaman dan nantinya bakteri akan mengubah amoniak menjadi nitrogen yang baik untuk tanaman yang ditanam. Tanaman akan mengekstrak nitrogen dari air yang membuat air aman untuk dikembalikan ke dalam kolam. Siklus ini akan terus mengulang, dimana nantinya ikan akan menyediakan nutrisi untuk bakteri, dan bakteri akan menyediakan nutrisi untuk tanaman, tanaman akan bertindak sebagai biofilter agar nantinya air dapat kembali ke kolam dengan bersih. Tanaman yang tumbuh secara aquaponik adalah tanaman sayur seperti sawi, selada,kangkung, tomat, bayam. Sedangkan untuk jenis ikan yang cocok dengan sistem aquaponik ini adalah ikan lele, ikan nila dan ikan patin. Sistem aquaponik ini termasuk sistem yang modern dan sistem aquaponik juga memeliki kelebihan dan kekurangan.

    Kelebihan dan sistem aquaponik diantaranya yaitu :

  1. Menghasilkan dua produk sekaligus yaitu sayur dan ikan dalam satu kali produksi.
  2. Dapat menghemat lahan.
  3. Dapat diadaptasi sesuai kebutuhan.
  4. Produk yang dihasilkan berupa organik.
  5. Dapat menghemat air.
    Kekurangan dari sistem aquaponik yaitu :
  1. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan sistem nya lebih mahal.
  2. Bergantung dengan ketersediaan listrik.
  3. Dibutuhkan perawatan yang ekstra.
  4. Dibutuhkan skil khusus.
    Sistem ini sangat cocok dilakukan untuk masyarakat yang berada di perkotaan dimana sangat sulit untuk mencari lahan karena kepadatan penduduk dan keterbatasan lahan untuk melakukan dan mengembangkan kegiatan dalam sektor pertanian dan perikanan. Namun, dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat yang berada di perkotaan dapat mengembangkan dan melakukan kegiatan dalam sektor pertanian dan perikanan, salah satu nya dengan melakukan budidaya menggunakan sistem aquaponik.

DAUN TEH PUTIH

    Teh putih atau white tea adalah teh yang berasal dari tanaman Camellia sinesis, sama dengan teh hijau. Meskipun berasal dari tanaman yang sama, teh putih diambil dari daun teh yang memiliki umur yang masih muda dengan metode proses yang berbeda, sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang unik. 

    Tanaman teh (C. sinensis Linn) tumbuh dengan baik pada kondisi beriklim hangat dan lembab dengan curah hujan yang cukup tinggi dan juga terdapat banyak paparan sinar matahari, tanah berasam rendah serta drainasi tanah yang baik (Wan et al., 2009). Tanaman teh dapat tumbuh subur dengan baik pada ketinggian 250-1.200 mdpl, curah hujan minimal 60 mm/bulan, dan cukup mendapat sinar matahari, karena jika sinar matahari kurang maka pertumbuhan tanaman teh akan lambat, tidak boleh dilalui angin kering, dan keadaan tanah subur (Anggorowati, 2008).

    Teh putih memiliki manfaat untuk membakar lemak. Kadar kafein dan katekin berperan untuk membakar lemak tubuh. Sebuah studi tabung menemukan bahwa ekstrak teh putih mampu merangsang pemecahan lemak dan mencegah pembentukan sel-sel lemak baru. Teh putih juga dapat membantu meningkatkan metabolisme 4-5%. Tanaman teh putih memiliki manfaat diantaranya sebagai anti kanker, antioksidan, antimikroba, antibakteria, mencegah aterosklerosis, menjaga kesehatan jantung, anti diabetes, menstimulasi sistem imun, mencegah Parkinson, menurunkan kolesterol, mencegah karies gigi, mencegah bau mulut, melancarkan urine, menghindari stroke dan menurunkan tekanan darah (Syah, 2006).

    Teh putih berasal dari pucuk daun teh yang sangat muda dan masih menggulung, pada saat dipetik dilindungi dari sinar matahari (Hillal, 2007). Daun teh yang sangat muda ini hanya diuapkan dan dikeringkan segera setelah dipetik untuk mencegah oksidasi, daun teh muda ini tidak melalui proses fermentasi sehingga teh putih mengandung katekin dan kafein tertinggi (Dias et al., 2013).


“Traktor Autonomous Bentuk dari Revolusi Industri Pertanian”

    Semakin berkembangnya teknologi dunia, semakin mempermudah segala aktifitas yang ada. Dalam dunia pertanian memasukki era teknologi modern salah satunya adalah dengan penggunaan mesin mesin modern yang berpengaruh dalam pengolahan pertanian itu sendiri. Salah satu alat teknologi yang paling umum dalam pertanian adalah Traktor. Traktor berasal dari bahasa latin  trahere yang artinya “menarik: Traktor berfungsi sebagai alat yang mampu mengolah tanah yang merupakan alih fungsi tenaga hewan, seperti sapi atau Kerbau dalam pengolahan tanah. Otomasi pertanian atau yang biasa dikaitkan dengan “Pertanian Cerdas” adalah konsep teknologi yang membuat segala aktivitas pertanian lebih efisien dan mengotomatiskan siklus dalam pertanian. Tujuannya adalah untuk mengatasi masalah masalah seperti populasi global yang meningkat, kekurangan tenaga kerja, dan preferensi konsumen yang berubah. Salah satu inovasi dari otomasi pertanian yaitu pembuatan teknologi traktor autonomous / otonom.

Gambar. Traktor Autonomous
www.agronet.co.id

    Apa itu Traktor Autonomous? Traktor Autonomous Yaitu traktor yang dilengkapi roda 4 dan memiliki fungsi kemudi secara otomatis, jadi traktor ini tidak memerlukan tenaga pengemudi. Untuk Spesifikasi dari traktor otonom tersebut sebagai berikut

  1. Pengembangan sistem navigasi RTK Base Rover berbasiskan modular (bukan brand alat telemtri seperti Leica ataupun Trimble), sehingga dapat diproduksi sendiri dan berbiaya rendah.
  2. Tersedianya sistem komunikasi antara traktor dan base station dengan Protokol TCP/IP dengan media wireless 2.4 atau 5 GHz.
  3. Tersedianya suatu command control untuk pengendalian traktor dalam bentuk parameter dalam format text melalui interface serial
  4. Tersedianya desain controler yang modular dan dapat dipindah ke traktor lain
  5. Adanya standar komunikasi antar modular sensor dan aktuator berbasis protokol i2c yang sederhana.
  6. Aplikasi mapping yang dapat digunakan untuk pengolahan lahan di lokasi yang berbeda.

    Kegunaan dalam traktor ini dapat melakukan pengolahan lahan sesuai dengan peta perencanaan dengan akurasi 5-25cm. Sistem navigasi yang digunakan GPS berbasis Real Time Kinematika (RTK). Sistem kontrol pada traktor terdiri atas pengendalian stir, gas, gear, rem dan kopling. Sedangkan untuk aplikasi pengolahan lahan digunakan pengendalian implemen dan PTO. Traktor otonomi memiliki sensor navigasi uintuk mengetahui posisi dan menentukan langkah selanjutnya, pembacaan posisi dilakukan dengan menggunakan RTK- DGPS reciever yang dihubungkan ke personal computer.  Antena GPS terletak di atas traktor untuk memantau posisi traktor.

    Dengan adanya traktor autonomous ini merupakan masuknya Indonesia dalam era revolusi industri Mekanisasi Pertanian 4.0. Sektor pertanian sangat perlu dilakukan adaptasi teknologi dalam menghadapi tantangan zaman. Inovasi teknologi Pertanian Modern seperti pengolahan lahan yang dilakukan dengan otomatis menggunakan remote control mendukung Revolusi Industri 4.0 yang merupakan peran penting untuk mencapai target swasembada pangan berkelanjutan. Harapannya adalah untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas dalam bidang pertanian untuk meningkatkan produksi hasil tani dan kesejahteraan petani.



Daftar Pustaka

Kementerian Pertanian Badan Litbang Pertanian. 2018 Autonomous Traktor.  https://www.litbang.pertanian.go.id/alsin/47/.diakses pada 15-07-2021,pukul 12.00 wib



Rabu, 14 Juli 2021

(TIPS PERTANIAN) 4 MANFAAT CANGKANG TELUR UNTUK TANAMAN

Hallo mahasiswa/i Agroekoteknologi

Disini siapa sih yang tidak tahu telur? Telur adalah salah satu bahan makanan yang memiliki berbagai macam manfaat di dalamnya, tetapi bukan hanya isinya saja yang memiliki banyak manfaat, ternyata cangkangnya pun juga mempunyai banyak manfaat lho khususnya untuk tanaman. Lantas apa saja sih manfaat cangkang telur ini khususnya untuk tanaman? Mari kita bahas bersama disini.

Cangkang telur mengandung 98,2% kalsium karbonat, 0,9% magnesium, dan 0,9% fosfor. Selain itu, dalam membran cangkang terdiri dari 69,2% protein, 2,7% lemak, 1,5% air, dan 27,2% abu. Dengan banyaknya kandungan nutrisi yang ada terdapat dalam cangkang telur. Lalu apa saja manfaat cangkang telur untuk tanaman?

Cangkang telur dapat digunakan sebagai wadah semai. Hal tersebut dikarenakan cangkang telur dapat menyediakan berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman tersebut. Selain itu, dengan menggunakan cangkang telur sebagai wadah semai dapat mempermudah proses pemindahan tanaman ke lahan.

Cangkang telur dapat digunakan sebagai pupuk. Hal tersebut dikarenakan pada cangkang telur yang memiliki kalsium sebanyak 90%. Selain itu, cangkang telur dapat dengan mudah terdekomposisi dan mampu diserap tanaman dalam beberapa minggu. Hal tersebut dikarenakan cangkang telur merupakan limbah organik.

Cangkang telur dapat digunakan sebagai pengganti kapur dolomit. Hal tersebut dikarenakan cangkang telur mengandung sekitar 90% kalsium, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti kapur dolomit. Pada penambahan kapur dolomit pada tanaman berfungsi untuk meningkatkan tingkat keasaman tanah menuju pH yang netral.

Cangkang telur dapat digunakan sebagai pengendali hama dan penyakit. Hal tersebut dikarenakan cangkang telur yang mengandung banyak kalsium yang dapat berfungsi untuk mengendalikan hama dan penyakit. Adapun hama yang dapat dikendalikan dengan cangkang telur, yaitu seperti siput, hama putih, kutu, dan kumbang.

Itu dia manfaat telur untuk tanaman. Bagaimana banyak bukan manfaat yang dapat diperoleh dari cangkang telur? Untuk dalam penulisan ini diharapkan para mahasiswa/i dapat mengerti dan paham tentang manfaat dari cangkang telur ini. Dan tentunya dalam memanfaatkan cangkang telur ini dalam tanaman dapat membuat ekonomis juga dalam pemberian baik pupuk atau nutrisi lainnya yang diperlukan tanaman. Selain itu, diharapkan juga pada limbah organik dapat dimanfaatkan lebih baik lagi kedepannya.

 

Sumber:

Buletin Pak Tani Digital (Edisi 7). Ragam Pemupukan di Lahan Pertanian. Hal: 34-37.

 

#TipsPertanian

#DirektoratBudidaya

#Himagron Untirta

#Kabinet Tumpang Sari

Selasa, 13 Juli 2021

LAMUN SI TUMBUHAN LAUT

 

Mangrove (hutan bakau) dan terumbu karang pasti sudah sering didengar dan diketahui banyak orang. Mangrove berfungsi untuk mencegah abrasi atau pengikisan pantai oleh gelombang laut, sedangkan terumbu karang berfungsi untuk habitat dan sumber makanan untuk makhluk hidup laut. Namun ada ekosistem yang selalu terlupakan yaitu lamun (Seagrass).

Secara harfiah lamun (Seagrass) artinya buah yang bisa berbicara. Namun secara bahasa lamun diartikan sebagai tanaman air yang berbunga (Antophyta) dan mempunyai kemampuan beradaptasi untuk hidup dan tumbuh di lingkungan laut. Padanan kata atau istilah lamun untuk seagrass, pertama kali diperkenalkan kepada para ilmuwan, peneliti dan akademisi di perguruan tinggi oleh Dr. Malikusworo Hutomo, APU dalam disertasi doktornya yang berjudul “Telaah ekologik komunitas ikan pada padang lamun di Teluk Banten (HUTOMO, 1985).

Di Indonesia kata lamun untuk padanan kata dari tumbuhan laut, seagrass, dapat dikatakan digunakan dengan “terpaksa” karena seharusnya terjemahan seagrass dalam bahasa Indonesianya adalah rumput laut. Kata rumput laut sudah digunakan secara umum dan baku bagi tumbuhan algae (seaweed), baik dalam dunia perdagangan maupun dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baku sehari-hari (ATMADJA, 1999).

Lamun merupakan tumbuhan Agiospermae yang masih memiliki kerabat dengan tumbuhan lili dan rimpang-rimpangan darat dari pada rumput sejati. Hidup lamun berada pada perairan laut dangkal dengan kedalaman 0.5 – 10 m atau lebih pada perairan jernih (Azkab, 2000). Struktur tubuh pada lamun memiliki akar, daun, bunga hingga biji. Lamun memiliki akar rimpang (rhizome) yang membuat lamun dapat bertahan meskipun air laut yang cukup deras, hal itu merupakan salah satu bentuk adaptasi lamun karena hidup pada lingkungan laut. Selain itu lamun juga memiliki kemampuan untuk hidrophilus atau melakukan polinasi di bawah laut (Umar, 2010).

Rimpang lamun tersebut sangat panjang dan setiap interval tertentu akan membentuk rimpang vertikal yang nantinya tumbuh daun dari basal area. Percabangan hasil dari rimpang horizontal ini akan membentuk tutupan lamun yang luas yang biasa disebut padang lamun (Hogarth, 2015).

Secara fisik lamun menjadi sebagai pendaur zat hara dan menstabilkan sedimen agar perairan tidak keruh (Satrya et al., 2012). Pelindung pantai dengan meredam gempuran ombak. Dari segi ekologi padang lamun sebagai penghasil bahan organic, tempat tinggal satwa laut, ikan dan biota lain. Padang lamun juga menyediakan makanan yang mampu menghidupi biota laut seperti ikan duyung dan penyu hijau, dimana satwa tersebut merupakan satwa yang dilindungi undang-undang.

Lamun juga memiliki fungsi farmakologis karena adanya senyawa bioaktif sebagai mekanisme dalam mempertahankan diri. Biasanya masyarakat pesisir memanfaatkan metabolit sekunder yang dimiliki lamun sebagai obat alami. Lamun atau seagrass dengan nama spesies Thalassia hemprichii diketahui mengandung senyawa bioaktif sebagai antibakteri, antifungi, antiprotozoa, dan sebagai bahan obat untuk penyakit kardiovaskular (Laksmi et al., 2006).

Pentingnya ekosistem laut khususnya lamun atau seagrass bagi manusia dan biota laut. ayang sekali apabila seiring berjalannya waktu kerusakan ekosisten lamun semakin hari semakin bertambah. Gerakan nyata dalam upaya melestarikan ekosistem lamun, yaitu melalui penyampaian kepada masyarakat tentang pentingnya lamun dan bagaimana menjaga ekosistem lamun.

Nama: Ananda Rifki Kunrniawan


Sumber:

 

ATMADJA, W.S. 1999. Perkembangan dan makna penelitian rumput laut (algae makro) di Indonesia. Pidato Pengukuhan Ahli Peneliti Utama, Jakarta 7 Desember 1999. P3O-LIPI, Jakarta, 42 hal.

Azkab, Muhammad Husni. 2000. Struktur dan Fungsi pada Komunitas Lamun. Majalah Ilmiah Semi Populer Oseana. Vol 25(3): 9 – 17.

Hogarth, P. J. 2015. The Biology of Mangroves and Seagrasses Third Edition. Oxford, Oxford University Press. pp. 44-46

HUTOMO, M. 1985. Telaah ekologi kominitas ikan pada padang lamun (seagrass, Anthophyta) di perairan Teluk Banten. Thesis Doktor. Fak. Pasca Sarjana-IPB, Bogor, 271 hal.

Kiswara, W., & Hutomo, M. (1985). Habitat dan sebaran geografik lamun. Oseana10(1), 21-30.

Laksmi, V., A, K. Goel., M, N. Srivastava., D, K. Kulshreshtha., & R, Raghubir. 2006. Bioactivity of marine organism: Part IX – Screening of some marine flora from the Indian coast. Indian Journal of Experimental Biology, 137-141.

Satrya, C., Muhammad, Y., Muhandis, S., Beginer, S., Dondy, A., & Fitryah, A. (2012). Keragaman Lamun di Teluk Banten, Provinsi Banten. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 29-34.

Umar, Tangke. 2010. Ekosistem Padang Lamun (Manfaat, Fungsi, dan Rehabilitasi). Jurnal Ilmiah Agribisnis


INDONESIA PERTANIAN 2045

 Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, perairan baik yang diolah maupun tidak diolah. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

    Di Indonesia, permasalahan pangan tidak kalah pelik dikaitkan dengan peningkatan jumlah penduduk. Pada tahun 2050, jumlah penduduk di Indonesia diperkirakan akan mencapai 321,4 juta jiwa, kelima terbesar di dunia setelah Tiongkok, India, Nigeria, dan AS. Hal ini menjadi tantangan besar bagi Indonesia dalam penyediaan pangan ke depan karena berkejaran dengan laju pertumbuhan penduduk yang melonjak cepat. Keputusan yang dibuat saat ini sangat menentukan apakah Indonesia mampu memenuhi kebutuhan pangan di masa depan dengan jumlah penduduk yang terus meningkat. Menyikapi tantangan tersebut, Presiden Joko Widodo memiliki visi jauh ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia pada tahun 2045, bertepatan dengan 100 tahun Indonesia Merdeka. Ketajaman visi Presiden Joko Widodo telah dijabarkan oleh Menteri Pertanian Dr. Andi Amran Sulaiman dengan menyiapkan rencana strategis dan program aksi menuju Lumbung Pangan Dunia 2045 (LPD 2045) yang mencakup delapan komoditas, yaitu padi, jagung, kedelai, bawang merah, gula, daging sapi, cabai, dan bawang putih.

    Konsep dasar lumbung pangan dunia pada mulanya lumbung pangan dipahami sebagai penyimpan (buffer stock) hasil panen padi. Namun dewasa ini konsep lumbung pangan berkembang seiring dengan dinamika permasalahan pangan dan berbagai kebijakan yang diimplementasikan. Dalam konteks Indonesia menuju Lumbung Pangan Dunia 2045, konsep lumbung pangan merupakan pengembangan dari konsep swasembada pangan yang selama ini dipahami oleh banyak praktisi dan birokrat.

    Swasembada pangan umumnya dipahami sebagai ketersediaan pangan secara nasional dengan sasaran utama substitusi impor. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan swasembada sebagai usaha mencukupi kebutuhan sendiri. Dalam kaitannya dengan urusan pangan, swasembada pangan lebih diartikan sebagai usaha memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Swasembada juga diidentikkan dengan sikap bebas, mandiri, otonom, atau independen. Artinya, negara harus mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional secara mandiri tanpa pasokan dari luar. Kemampuan swasembada pangan suatu negara direfleksikan dari tiga kategori, yaitu: (1) Kemampuan produksi yang dapat memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dengan faktor-faktor produksi yang sepenuhnya dapat dikendalikan oleh sistem produksi pada berbagai jenjang; (2) Kemampuan swasembada yang bersifat responsif, yaitu kemampuan pemulihan yang cepat setelah terjadinya goncangan produksi yang menyebabkan berkurangnya produksi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat; dan (3) Kemampuan swasembada yang bersifat antisipatif, yaitu kemampuan mengantisipasi terjadinya goncangan produksi yang menyebabkan berkurangnya produksi dan kemampuan antisipatif dalam pengadaan stok untuk mengatasi kekurangan konsumsi.

Penggunaan transplanter (alat-mesin tanam) padi mampu menghemat  biaya  tanam  sebesar  30%  dibandingkan  dengan cara konvensional. Secara nasional, penghematan biaya tanam mencapai Rp.8,6 triliun setiap tahun. Sementara produksi padi dapat dinaikkan 10,6 juta ton gabah kering giling (GKG) per tahun atau senilai Rp.48 triliun. Dalam penyiangan gulma, penggunaan alat-mesin penyiang tiga kali lebih cepat dibandingkan cara konvensional dengan nilai penghematan biaya penyiangan mencapai Rp.7 triliun. Penggunaan traktor pengolah tanah juga mampu mengurangi penggunaan tenaga kerja konvensional dengan operasionalisasi yang lebih cepat. Kehilangan hasil panen dapat ditekan dengan penggunaan combined harvester. Penggunaan alat-mesin panen ini dapat mengurangi kehilangan hasil padi dari 10-11% dengan cara konvesional menjadi 5% jika menggunakan combined harvester. Penggunaan alat-mesin pertanian, baik pra maupun pascapanen menjadi penggerak percepatan proses peningkatan produksi dan efisiensi usaha tani sehingga petani mendapatkan manfaat yang lebih besar.

    Berbagai terobosan kebijakan dan program peningkatan kesejahteraan keluarga petani telah dilakukan. Upaya khusus peningkatan produksi, nilai tambah, kualitas, dan pasar produk pangan dan pertanian telah memberikan dampak positif bagi peningkatan  kesejahteraan  petani.  Upaya  diversifikasi  pangan untuk pemenuhan gizi dan peningkatan pendapatan keluarga telah dilakukan, di antaranya melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), lumbung pangan masyarakat, pengembangan industri pangan rumah tangga, dan pengembangan komoditas pangan strategis. Upaya strategis yang mencakup peningkatan dan penguatan swasembada pangan, ketahanan pangan, kedaulatan pangan, dan penyejahteraan keluarga petani melalui strategi operasionalisasi sebagaimana diuraikan di atas merupakan solusi permanen bagi peningkatan kesejahteraan petani. Dari perspektif pemerataan manfaat yang berkeadilan, negara harus hadir dengan kebijakan harga yang tepat dan mampu mengurangi dampak buruk disparitas harga pangan agar petani dan pedagang mendapatkan margin keuntungan yang berkeadilan dan tidak memberatkan konsumen.

    Peran sektor pertanian dalam perekonomian mencakup penyediaan pangan dan input bagi industri pengolahan, peningkatan nilai tambah, perluasan kesempatan kerja, dan ekspor. Kegiatan utama (core business) sektor pertanian adalah usaha tani (pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan). Pada dasarnya, sistem produksi usaha tani berbasis proses biologi sehingga produktivitas dipengaruhi oleh kondisi agroekosistem. Faktor lain yang ikut menentukan kinerja pertanian adalah kondisi infrastruktur, struktur-perilaku-kinerja pasar input dan output, dan keterkaitan dengan sektor hulu dan hilir. Oleh karena itu, salah satu strategi peningkatan efisiensi produksi pertanian kawasan adalah melalui konsolidasi pengelolaan berbasis agroekosistem yang dipadukan dengan potensinya sebagai salah satu prime-mover pertumbuhan ekonomi wilayah. Prinsip dasar optimalisasi sumber daya adalah bagaimana mengalokasikan sumber daya yang tersedia agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Oleh karena itu, unsurnya terdiri atas variabel keputusan, tujuan, dan kendala sumber daya. Variabel keputusan ditentukan oleh ruang lingkup dan konteks permasalahan yang ingin dipecahkan serta instrumen yang akan diterapkan untuk memecahkan masalah tersebut. Penentuan tujuan berpijak pada aspirasi yang didasarkan atas realitas yang dihadapi dalam ruang lingkup dan konteks permasalahan. Kendala sumber daya mencakup karakteristik dan kuantitas sumber daya yang dapat diakses. Pengertian “dapat diakses” mengacu pada penguasaan teknologi pemanfaatan sumber daya tersebut.

 

 

Nama : Anisahibatusauda

Pertanian Organik

  Pertanian organik yaitu sistem budidaya pertanian yang dalam pengelolaannya lebih mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan kimia sintetis. Pertanian organik ini pada dasarnya sudah dikenal dari tahun 1980 silam. Sebenarnya, pertanian organik ini sudah umum di kalangan petani di indonesia. Namun, karena zaman semakin berkembang dan dalam pertanian sudah banyak menggunakan teknologi intensifikasi yang lebih mengandalkan bahan-bahan kimia untuk diterapkan dalam pertanian. Sejak saat itu para petani menjadi target asupan agrokimia dan bergantung pada pihak luar. Tetapi, setelah banyak berita mengenai kerusakan ekosistem dari penggunaan bahan kimia di bidang pertanian akhirnya para petani kembali memperhatikan pertanian organik.

       Pertanian organik sangat penting dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki ekosistem pertanian yang kian rusak karena terpapar bahan sintetik atau kimiawi seperti peptisida, aditif pakan, zat pengatur tumbuh dan herbisida. Menerapkan pertanian organik dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas di antara tumbuhan, hewan dan manusia. Ada beberapa contoh tanaman organik yang cocok ditanam di sekitar rumah yaitu kangkung, kailan, cabai, sawi, bokcoy (sawi daging), bayam, lidah buaya, tomat, timun, selada, brokoli. Pertanian organik ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan dari Pertanian organik di antaranya yaitu:

1. Harga jual buah dan sayur organik lebih mahal

2. Banyak peminatnya

3. Dapat menjaga kesehatan lingkungan

4. Biaya operasional lebih terjangkau

5. Hasil pertanian lebih sehat

6. Mengurangi limbah pertanian

7. Dapat menjaga kualitas

8. Dapat meningkatkan aktivitas mikrobiologi tanah seperti jamur, bakteri dan lain sebagainya

9. Dapat mendaur ulang limbah yang berasal dari organisme hayati

10. Dapat memperbaiki keseimbangan

11. Nilai gizi dan kandungan vitamin dari hasil pertanian organik lebih banyak

12. Tanaman akan ternutrisi lebih baik dibandingkan cara konvensional

Kekurangan dari pertanian organik ini diantaranya yaitu:

1. Hasil pertanian organik pada awal penanaman cenderung rendah, namun untuk musim tanam selanjutnya bisa ditingkatkan

2. Membutuhkan pupuk organik

3. Rentan terhadap serangan hama dan penyakit

4. Untuk pemasaran produk dari pertanian organik terbatas pada kalangan tertentu

5. Ketersediaan bahan organik terbatas dan dalam penggunaan takarannya harus banyak

6. Luas lahan yang digunakan relative kecil

       Budidaya menggunakan pertanian organik dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi apabila dalam prosesnya memenuhi syarat, ada beberapa syarat yang harus dilakukan di antaranya yaitu:

Ø Menghindari penggunaan pupuk buatan (anorganik) dan peptisida sintesis sehingga akan menekan pencemaran tanah, udara dan air.

Ø Penggunaan benih lokal yang telah beradaptasi dengan alam sekitar.

Ø Kesuburan dan aktivitas biologis tanah harus dijaga dan ditingkatkan dengan cara menanamkan tanaman yang mempunyai perakaran dalam melalui program rotasi tanaman.

Ø Tidak memperkenalkan pengendalian hama, penyakit dan gulma dengan menggunakan peptisida sintesis. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan pengendalian mekanis, penggunaan musuh alami, penggunaan peptisida nabati, rotasi tanaman, varietas tanah dan prinsip lain.

Budidaya menggunakan teknik ini akan sangat bagus diterapkan, karena hasil dari pertanian organik ini nanti nya akan aman bagi kesehatan produsen dan konsumen serta tidak akan merusak lingkungan sekitar. Dalam mengelola pertanian organik juga didasari oleh prinsip-prinsip, diantaranya yaitu prinsip kesehatan, ekologi, keadilan dan perlindungan. Pada prinsip kesehatan yang dimaksud ialah dalam mengelola pertanian organik harus memperhatikan kelestarian dan peningkatan kesehatan tanaman, tanah, hewan dan manusia sebagai satu kesatuan karena nantinya semua komponen tersebut akan saling berhubungan dan tidak akan pernah terpisahkan. Mengelola pertanian organik juga harus didasarkan pada sistem ekologi kehidupan dan keadilan baik antar manusia maupun antar makhluk hidup lainnya. Dan harus didasarkan dengan perlindungan sehingga dalam mengelola pertanian organik perlu berhati-hati dan bertanggung jawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia pada masa kini maupun masa yang akan datang.

Sabtu, 10 Juli 2021

FORUM SILATURAHMI ALUMNI II WEBINAR DIALOG TANI 2


    Kamis, 8 Juli 2021 – IKA Agroekoteknologi Untirta dan Himagron Untirta menggelar webinar dialog tani dengan tema "Strategi Regenerasi Petani : Kiat Sukses Ternak Burung Puyuh". Webinar kegiatan kali ini dilaksanakan gratis dan terbuka untuk umum. Pada webinar ini menghadirkan beberapa pembicara seperti Ketua Umum DPN HKTI, Ketua Umum Alumni Agroekoteknologi, dan narasumber pilihan yang memiliki usaha pertenakan yaitu Peternak Burung Puyuh. Salah satu narasumber atau pembicara dalam webinar kali ini yaitu Dr. H. Fadli Zon. Beliau merupakan Ketua Umum DPN HKTI. Beliau menyampaikan bahwa ada tendensi petani kita itu waktu ke waktu semakin menurun jumlahnya, jika kita lihat data yang ada pada tahun 2020 menurut kementrian pertanian ada sekitar 33,4 juta menurun secara drastis. Dalam halini, jika disetiap tahun jumlah petani menurun bisa dibanyangkan kita akan kekurangan petani yang tentunya sangat penting pekerjaan ini dan mulia karena untuk ketersedian dan menjaga ketahanan pangan kita. Kemudian untuk usia petani juga jika kita lihat dari waktu ke waktu menurut sector pertanian 2013, ini memang pada tahun lalu dari rata-rata usia petani di Indonesia itu 45 hingga 54 tahun.
    Adapun pesan dari beliau kita harus dituntut mengubah pradigma terkait dengan sector pertanian terutama pada citra petani yang yang terlanjur melekat pada generasi muda, yang sudah dijelaskan tadi sector pertanian ini tidak disebut sector untuk milenial atau untuk generasi muda yang dianggap melakukan pekerjaan kasar, dan berpenghasilan rendah, dalam citra tersebut kita harus ubah, dan kita lihat dibeberapa negara berhasil menciptakan petani-petani muda yang sukses.
    Selanjutnya, salah satu narasumber atau pembicara dalam webinar kali ini yaitu Mus Mulyadi, SP . Beliau merupakan pengusaha sukses ternak burung puyuh. Pada kesempatan ini beliau membawakan materi dengan tema “Kiat Sukses Ternak Burung Puyuh”. Beliau memulai bisnis ternak burung puyuh ini melalui hobi memelihara burung puyuh petelur, sampai akhirnya memiliki bisnis yang menjanjikan. Beliau mengatakan Potensi berbisnis puyuh memiliki keunggulan, keunggulan yang dimiliki oleh burung puyuh adalah masa produktif cepat dan produk banyak, produknya yaitu pakan, daging dan telur, keunggulan masa produktif puyuh mencapai 18 bulan dalam 40-60 bisa bertelur dan memiliki kelebihan pada peristirahatan, istarahat burung puyuh yaitu mabung.
    Beliau memberi tips cara memulai usaha puyuh, pada usaha puyuh biasanya masuk kemitraan mengikuti pelatihan mengenal puyuh terlebih dahulu, bibit PST (Puyuh Siap Telur) cocok bagi pemula. Pada kemitraan memeiliki tiga tipe yaitu memiliki modal tetapi tidak memiliki lahan, tidak memiliki puyuh namun memiliki lahan, dan investasi. Sedangkan tipe puyuh terdapat dua puyuh petelur dan pedaging, puyuh peteleur dapat berpotensi pedaging, puyuh malon puyuh pedaging. telur lokal lebih fress kelebihan pakan kang mus bisa mengeluarkan kabut dan menahan kelembaban lebih lama, Perbedaan vertil dan steril yaitu vertil diambil kualitas dengan bagus dan bobot anakan bagus sedangkan streil telur bebas yang penting dapat dikonsumsi.