Selamat Hari Tani Nasional 2016

Hari Tani Nasional (24 September 2016)

LOKTIMAWIL 2

Perwakilan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mendapatkan juara 2 dalam Lomba Karya Tulis Wilayah 2 FKK HIMAGRI yang di laksanakan di Universitas Padjadjaran

Pemindahan Lahan Parkir UNTIRTA

Parkir kendaraan motor (Roda 2) dialihkan ke lahan parkir depan kampus UNTIRTA (Tidak dipungut biaya - GRATIS)

Sosialisasi SISTA

Sosialisasi SISTA (Sistem Informasi Skripsi dan Tugas Akhir) diadakan untuk seluruh KBM FAPERTA UNTIRTA pada tanggal 07 Maret 2016 hari Senin di Lab Agribisnis.

Minggu, 22 Agustus 2021

MEMBERLAKUKAN PERTANIAN MODERN GUNA MENGEMBANGKAN PERTANIAN DI INDONESIA

 Pertanian modern dapat diartikan sebagai pertanian dengan menggunakan teknologi dan inovasi yang lebih maju dari berbagai segi yaitu pasca panen, dalam mengendalikan hama penyakit dan dari segi mesin. Tujuan dari memberlakukannya pertanian modern ini yaitu sebagai jalan dalam menuju keberhasilan, mengoptimalisasi kan hasil pertanian karena konsep pertanian modern ini pada dasarnya tidak hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan pertanian saja, tetapi lebih membahas kearah bagaimana cara mengoptimalkan usaha pertanian dan dapat menghasilkan bahan pangan yang unggul dan bermutu. Yang membedakan Antara konsep pertanian modern dengan pertanian tradisional yaitu cara perlakuannya dan cara merawatnya dalam proses budidaya. Faktor yang mendukung pertanian modern ini adalah sumber daya manusia, hasil pertanian, perikanan dan peternakannya yang berkualitas, benih yang berkualitas tinggi, dan mekanisasi teknologi nya. Dalam hal ini ada beberapa contoh yang dapat mengembangkan pertanian modern di Indonesia. Yaitu pertanian hidroponik, integrasi automasi pertanian, pertanian dengan sistem holtikultura dan UAV agriculture.

1. Hidroponik

Hidroponik  dapat diartikan sebagai salah satu metode dalam menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah. Dalam menggunakan sistem hidroponik ini kebutuhan air pada tanaman yang ditanam menggunakan sistem hidroponik lebih sedikit daripada proses penanaman menggunakan metode tanah. Bertanam dengan menggunakan sistem hidroponik ini bukan hal baru di dunia pertanian, tetapi sampai saat ini masih banyak yang belum mengetahui hidroponik, dari cara kerja nya dan keuntungan apa saja yang didapat apabila menggunakan sistem hidroponik. Untuk cara menanam menggunakan sistem hidroponik ini mempunyai beberapa sistem:

a. Sistem wick. Sistem ini sangat cocok untuk para pemula karena sistem ini dilakukan untuk jenis tanaman kecil seperti sawi, kangkung, bayam. Sistem wick memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya yaitu untuk kelebihan dari sistem wick ini adalah tanaman dijamin bersih dan bebas penyakit, akar tanamannya jadi lebih cepat tumbuh, dalam pemberian nutrisi bisa disesuaikan dengan usia tanaman itu sendiri. Untuk kekurangannya adalah harus menyiapkan modal yang besar, apabila ada kesalahan dalam proses pengairan pasti akan berpengaruh pada hasilnya, harus terus di kontrol secara berkala, dan harus memiliki pengetahuan mengenai cara pemberian nutrisi sesuai usia tanaman.

b. NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem ini akan memanfaatkan aliran air yang dangkal dan tidak dapat merendam akar tanaman. Cara kerja nya yaitu dengan memompa nutri ke bak tanam segingga nantinya akan membasai akar, lalu nutrisi akan kembali ke tandon. Kelebihan dari sistem NFT ini adalah aliran air nya selalu stabil sehingga tanaman bisa menyerap nutrisi dengan baik, sangat cocok untuk tanaman yang proses menanam nya membutuhkna banyak air, untuk masa tanam nya jadi lebih singkat. Untuk kekurangannya perlengkapan yang dibutuhkan dalam sistem NFT ini dapat dibilang terlalu mahal dan dibutuhkan ilmu yang cukup dan ketelitian yang ekstra, sistem NFT ini rentang terkena penyakit dan sangat bergantung pada aliran listrik.

c. Deep water culture

Sistem ini sering disebut sstem rakit apung. Metode ini sangat sederhana dan banyak yang beranggapan bahwa sistem ini adalah sistem yang paling tidak merepotkan. Nantinya tanaman yang akan ditanam cukup dimasukkan ke dalam air aerasi.  Kelebihan system ini adalah biaya yang dibutuhkan tidak banyak, alat dan bahan cukup mudah didapat, perawatan nya cukup mudah, tidak bergantung pada suplai listrik, air dan nutrisi yang diperlukan lebih sedikit. Sedangkan kekurangannya adalah sistem ini hanya bisa diaplikasikan didalam ruangan, dan akar tanaman nya rentan membusuk.

2. Integrasi Automasi Pertanian (Smart Farming)

      Integrasi automasi pertanian dapat didefinisikan sebagai penanaman menggunakan sensor-sensor tertentu seperti contoh sensor kelembapan suhu tanah atau sensor pH, kemudian nantinya akan dilengkapi oleh wireless transmitter jarak jauh yang dapat memancarkan sinyal kea rah stasiun utama untuk dapat sebuah data. Sistem ini dapat menghemat waktu dan biaya.

3. Holtikultura

Holtikultura dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Bidang kerja dari holtikultura ini seperti pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, hama dan penyakit, produksi tanaman, pengemasan atau distribusi dan panen. Holtikultura lebih memfokuskan pada budidaya tanaman buah, tanaman bunga, tanaman sayuran, taman, dan tanaman herbal saja. Holtikultura ini memiliki ciri khas yaitu dapat mudah rusak karena terlalu segar.

4. UAV Agriculture

Dalam pertanian modern UAV (Unmaned Aerial Vehicle), melakukan peranan penting diantaranya yaitu :

Inspeksi kesehatan tanaman

Inspeksi kesehatan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan drone/ UAV yang bisa dilakukan secara otomatis yang nantinya dilengkapi dengan kamera lensa atau sensor NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang akan bekerja dengan cara didasari oleh premis bahwa tanaman hijau dapat hidup dengan menyerap energy matahari dan memancarkan kembali sebagai energy near-infrared. Dengan menggunakan sensor NDVI ini diharapkan akan membantu para petani modern dalam melakukan perencanaan yang lebih baik dan dapat mengalokasikan pupuk.

Sprayer cairan peptisida – herbisida

Drone sprayer sangat diminati akhir-akhir ini oleh beberapa perusahan sektor pertanian modern, karena drone sprayer ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan hasil pertanian dengan efektifitas cost yang tinggi pasalnya drone sprayer ini dikatakan dapat menggantikan tenaga manusia dalam melakukan pemupukan hingga perawatan tanaman dengan otomatis.

APA ITU GMO DALAM PERTANIAN

 GMO ( Genetically Modified Organism) adalah organisme yang DNAnya sudah di modifikasi dengan rekayasa genetika. Dibanyak kasus, DNA GMO sudah diubah dengan organisme lain seperti tanaman, virus, hewan, maupun bakteri. Beberapa produk GMO adalah kacang kedelai, kapas, jagung, papaya, beras, tomat, kentang, susu, kacang polong dan masih banyak lagi. Di dunia ini populasi manusia semakin bertambah setiap harinya. Untuk menyiasati produksi pangan, diadakanlah rekayasa genetika DNA. GMO memiliki sisi positif maupun negatif. Segi positifnya yaitu dapat mengatasi masalah kedaulatan pangan , komoditas lokal yang tidak bisa tumbuh di daerah ekstrem dapat semakin tahan karena ada genetical enginering, GMO adalah produk yang aman seperti produk produk pertanian yang lain. Sisi negatifnya adalah GMO dapat memicu permasalahan permasalahan kesehatan, alergi, mutasi, dan penyakit jangka panjang .

Makanan GMO adalah makanan rekayasa genetika, yang bahan bakunya mendapat rekayasa genetik sehingga sifatnya berbeda, misalnya lebih besar, lebih singkat periode tanam, dan lainnya. Makanan rekayasa genetika aman dikonsumsi karena telah melalui serangkaian tes komprehensif. Selain itu produk GMO ini beredar di beberapa negara yaitu Di negara maju seperti Eropa dan Jepang, produk GMO sudah dilarang dan umumnya negara maju tersebut kembali pada produk organik.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Di Indonesia sendiri, produk-produk ini sudah banyak beredar terutama pada buah-buahan import dan daging-daging import, serta sayur-sayuran import bahkan juga makanan kemasan import. Produk yang mengandung GMO paling banyak beredar adalah produk sayuran dan buah-buahan seperti misal apel, jeruk, pisang, jagung, kacang dan masih banyak lagi.

PERTANIAN BERKELANJUTAN

 Seiring berjalannya waktu, dunia tentu masih memerlukan berbagai sektor untuk menunjang kehidupan. Dengan begitu, sektor pertanian menjadi salah satu hal yang paling penting bagi keberlangsungan hidup manusia. Di Indonesia sendiri pertanian harus terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutahan masyarakat, juga untuk pembangunan berkelanjutan yang menjamin mutu kehidupan manusia tanpa melewati batas kemampuan ekosistem yang tersedia.

Pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) merupakan sistem pertanian yang akan terus berlanjut sampai masa yang akan datang, pertanian berkelanjutan juga adalah salah satu alternatif untuk mencapai sebuah sistem pertanian yang menguntungkan secara ekonomi dan tetap aman bagi lingkungan. Selain itu, pertanian berkelanjutan ini juga bisa dijadikan sebagai cara untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya alam yang ada, maka secara tidak langsung kebutuhan manusia akan selalu terpenuhi dengan adanya pertanian berkelanjutan ini.

Menurut Rachmawatie et al., 2020 ada empat kecenderungan positif yang mendorong sistem budidaya harus berkelanjutan yaitu perubahan sikap petani, permintaan produk organik, keterkaitan petani dan konsumen, dan perubahan kebijakan. Pertanian berkelanjutan ini sangat dibutuhkan bagi masyarakat, karena setidaknya dengan pertanian berkelanjutan produk-produk yang dihasilkan lebih memiliki kualitas yang bagus dan ramah lingkungan. Dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2019 tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan yang merupakan pengganti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, dijelaskan bahwa sistem pembangunan berkelanjutan perlu ditumbuhkembangkan dalam pembangunan di bidang pertanian melalui sistem budidaya pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan dengan memperhatikan daya dukung ekosistem, mitigasi, dan adaptasi perubahan iklim guna mewujudkan sistem pertanian yang maju, efisien, tangguh, dan berkelanjutan. Suatu kegiatan pembangunan dinyatakan berkelanjutan, jika kegiatan tersebut secara ekonomis, ekologis dan sosial bersifat berkelanjutan

Pertanian berkelanjutan dengan pendekatan sistem dan besifat holistik mempertautkan berbagai aspek atau gatrs dan disiplin ilmu yang sudah mapan antara lain agronomi, ekologi, ekonomi, sosial, dan budaya. Sistem pertanian berkelanjutan juga beisi suatu ajakan moral untuk berbuat kebajikkan pada lingkungan sumber daya alam dengan memepertimbangkan tiga aspek sebagai berikut:

1. Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh mnyimpang dari sistem ekologis yang ada.

2. Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi.

3. Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat disekitarnya sebagai contoh seorang petani akan mengusahakan peternakan ayam dipekarangan milik sendiri.

Salah satu contoh penerapan pertanian berkelanjutan adalah sistem pertanian organik. Pertanian organik adalah metode produksi tanaman yang berfokus pada perlindungan lingkungan. Pertanian organik bertujuan untuk menciptakan agroekosistem yang optimal dan lestari berkalanjutan baik secara sosial, ekologi, maupun ekonomi dan etika. Metode ini menghindari penggunaan input kimia, seperti pupuk dan pestisida. Teknik-teknik yang digunakan dalam pertanian organik merupakan pendekatan dari sistem pertanian berkelanjutan yang menekankan pada pelestarian dan konservasi sumber daya alam guna terciptanya keseimbangan ekosistem dan memberikan kontribusi bagi peningkatan produktivitas pertanian dalam jangka panjang. Beberapa kegiatan yang menunjang pertanian berkelanjutan diantaranya yaitu:

Ø Pengendalian Hama Terpadu yang merupakan pengendalian hama yang dilakukan dengan menggunakan unsur-unsur alami yang mampu mengendalikan hama agar tetap berada pada jumlah di bawah ambang batas yang merugikan dengan cara-cara yang aman bagi lingkungan dan makhluk hidup.

Ø Konservasi Tanah yang dapat diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan dan dapat berfungsi secara berkelanjutan.

Ø Menjaga Kualitas Air Penurunan kualitas air akan menurunkan daya guna, produktivitas dan daya tampung dari sumberdaya air yang pada akhirnya akan menurunkan kekayaan sumberdaya air. Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas air antara lain: mengurangi penggunaan senyawa kimia sintetis ke dalam tanah yang dapat mencemari air tanah, menggunakan irigasi tetes yang menghemat penggunaan air dan pupuk, melakukan penanaman, pemeliharaan dan kegiatan konservasi tanah pada kawasan lahan kritis terutama di hulu daerah aliran sungai.

Ø Tanaman Pelindung diantaranya seperti gandum dan semanggi di akhir musim panen tanaman sayuran atau sereal bermanfaat untuk menekan pertumbuhan gulma, mencegah erosi dan meningkatkan nutrisi dan kualitas tanah.

Ø Diversifikasi Tanaman yang merupakan teknik menanam/memelihara lebih dari satu jenis tanaman dalam satu areal lahan pertanian. Cara ini adalah salah satu alternatif untuk mengurangi resiko kegagalan usaha pertanian akibat kondisi cuaca ekstrim, serangan hama pengganggu tanaman, dan fluktuasi harga pasar.

Ø Pengelolaan Nutrisi Tanaman yang diperlukan untuk meningkatkan kondisi tanah serta melindungi lingkungan tanah. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan pupuk kandang dan tanaman kacang-kacangan sebagai penutup tanah yang tidak hanya menyuburkan tanah tetapi juga dapat menekan biaya pembelian pupuk anorganik yang harus dikeluarkan. Beberapa jenis pupuk organik yang dapat dimanfaatkan antara lain pupuk kompos, kascing, dan pupuk hijau (dedaunan).

Ø Agroforestri (wanatani) yang merupakan sistem tata guna lahan (usaha tani) yang mengkombinasikan tanaman semusim maupun tanaman tahunan untuk meningkatkan keuntungan, baik secara ekonomis maupun lingkungan. Sistem ini membantu terciptanya keanekaragaman tanaman dalan suatu luasan lahan untuk mengurangi resiko

 

Nama: Anisahibatusauda

Minggu, 08 Agustus 2021

KUMIS KUCING

 Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) termasuk tanaman dari famili Lamiaceae/Labiatae. Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koceng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.

Kumis kucing termasuk terna tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya dan tingginya mencapai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar atau lonjong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, ukuran daun panjang 1 – 10 cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5 cm. urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29 cm. Ciri khas tanaman ada pada bagian kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari ujung cabang dengan panjang 7–29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm

Tanaman ini merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang mempunyai manfaat dan kegunaan yang cukup banyak dalam menanggulangi berbagai penyakit. Di Indonesia, tanaman kumis kucing dikenal sebagai tanaman obat keluarga. Daun Kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai menanggulangi berbagai penyakit, Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati reumatik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis, albuminuria, dan penyakit syphilis., reumatik dan menurunkan kadar glukosa darah. Selain bersifat diuretik, kumis kucing juga digunakan sebagai antibakteri.

Daun tanaman kumis kucing diperkenalkan ke Eropa dan Jepang sebagai teh kesehatan yang biasanya dikenal dengan sebutan “Java Tea” (Ameer et al., 2012). Dokter praktik di daerah Jawa dan Bali sebagian besar menggunakan jamu sebagai pengobatan komplementer dan alternatif selain pengobatan konvensional. Tanaman kumis kucing merupakan salah satu dari bahan jamu yang banyak digunakan (Delima et al., 2012).

Salah satu upaya untuk meningkat potensi tanaman kumis kucing adalah melalui identifikasi koleksi contohnya situ kumis kucing yang tumbuh di berbagai kondisi agroekosistem. Sentra penanaman kumis kucing di Indonesia banyak terdapat di pulau Jawa. Daerah produksi kumis kucing di Indonesia adalah Jawa Barat (Bogor dan Sukabumi), Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Timur, dan Sulawesi Utara. Wahid (1998), Rahardjo dan Rosita (2003) menyatakan kondisi agroekosistem mempengaruhi potensi genetik tanaman obat sehingga mempengaruhi keragaman, kuantitas dan kualitas bahan baku tanaman obat. Maka dari itu perlu dilakukan studi untuk melihat keragaman karakter agronomi tanaman kumis kucing dan kandungan sinensetinnya. Dalam skala produksi, kumis kucing dikemas dalam bentuk kering yang sering disebut simplisia. Di Indonesia sendiri budidaya kumis kucing masih dalam skala ekstensif, sehingga produksinya cukup rendah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

         Annisa Melati Priyanto Putri

Sektor Pertanian Indonesia di Mata Dunia

 Sejak dahulu, Indonesia selalu kaya dengan hasil dari pertanian seperti padi, kedelai, jagung, kacang tanah, ketela pohon dan ubi jalar. Selain itu, ada juga hasil dari pertanian yang disebut sebagai hasil pertanian tanaman perdagangan yaitu teh, kopi, kelapa, kina, cengkeh, tebu, karet dan yang lainnya.

Dengan pertanian Indonesia yang semakin hari semakin besar, hal ini memberikan dampak positif juga. Tidak hanya untuk urusan dalam negeri, tetapi juga luar negeri. Sektor pertanian Indonesia di mata dunia mendapatkan respon positif yang patut dibanggakan. Apa saja yang bisa dicatatkan dari sektor pertanian Indonesia di mata dunia?

 

1. Kian kompetitif di kancah internasional

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terus bertumbuh setiap tahunnya ke arah yang lebih baik. Hal itu terlihat sangat jelas pada tahun 2018, khususnya dari sektor pertanian. Hingga tahun 2018, pertumbuhan pertanian di Indonesia mencapai angka di atas 9%. Itu termasuk angka sangat positif.

Bahkan terdapat klaim dari pemerintah kalau pertumbuhan sektor pertanian Indonesia menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Hal ini membuat sektor pertanian Indonesia dilirik oleh dunia internasional. Tentu saja, ini memberikan sinyal kalau Indonesia semakin kian kompetitif di kancah internasional. Dengan sistem yang dibuat, maka masyarakat hanya perlu menunggu saja bagaimana sektor pertanian Indonesia berkembang ke depannya.

 

2. Targetkan diri menjadi lumbung pangan dunia

Pemerintah Indonesia terhitung ambisius dalam memperhatikan sektor pertanian. Menurut pemerintah, setiap tahun harus ada perkembangan ke arah yang lebih baik agar bisa mendapatkan apa yang ditargetkan sejak awal. Pada tahun 2020, komoditas dari sektor pertanian yang ditargetkan mencapai level swasembada adalah kedelai, tahun 2024 giliran gula industri. Lalu masuk ke tahun 2026 menjadi milik daging sapi dan pada tahun 2045, Indonesia sudah menjadi lumbung pangan dunia.

 

Ambisi pemerintah Indonesia tentunya tidaklah salah mengingat bagaimana Indonesia yang kaya akan sumber daya alam bisa mendapatkan itu semua jika dikelola dengan baik dan benar. Keseriusan dalam mengembangkan sektor pertanian wajib dilakukan agar Indonesia tidak lagi tertinggal dari negara lain dan bisa membawa satu misi penting, yaitu menjadi percontohan untuk negara lain yang juga ingin membangun sektor pertanian mereka menjadi lebih kuat.

 

3. Ingin menjadi rujukan negara lain

Indonesia tidak hanya ingin mata dunia saja yang memberikan perhatian kepada mereka, tetapi juga ingin adanya aksi nyata dari negara lain. Dengan membangun sektor pertanian untuk menjadi semakin kuat, Indonesia ingin menjadi rujukan dari negara lain yang juga ingin mendapatkan contoh bagaimana mengurus sektor pertanian dengan baik dan benar.

 

Indonesia tentunya layak untuk dijadikan contoh mengingat betapa melimpahnya sumber daya alam yang ada di negara ini. Jika sudah berhasil menjadi rujukan negara lain, maka misi yang selama ini dibawa oleh Indonesia bisa dinyatakan sebagai misi yang sukses dan berhasil.

 

Sektor pertanian Indonesia di mata dunia kian hari kian kuat. Untuk itu, perlu dukungan penuh dari masyarakat maupun pemerintah agar sektor pertanian tanah air bisa memukau dunia dan menunjukkan jati diri Indonesia yang sebenarnya sebagai negara agraris dan memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Pertanian Vertikultur

 Vertikultur adalah system budidaya pertanian atau cara berkebun dengan menggunakan media tanam yang dilakukan secara vertical atau bertingkat baik didalam ruangan atau diluar ruangan. Vertikultur berasal dari Bahasa inggris yaitu vertical dan culture. Tujuan dari vertikultur ini adalahh untuk memanfaatkan lahan-lahan yang sempit secara optimal. Pertanian vertikultur ini tidak hanya digunakan sebagai sumber pangan tetapi juga digunakan untuk menciptakan suasana alami yang menyenangkan. Pada umumnya pertanian vertikultur berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga dengan beberapa rak. Teknik penanam secara vertikultur dalam sejarahnya dikenalkan oleh sebuah perusahaan benih di swiss pada tahun 1944 yang merujuk sebuah ide vertical garden, kemudian vertikultur merajalela di Negara Eropa yang memiliki iklim sub-tropis lalu menyebar keseluruhan dunia dengan mengusung misi ketahanan pangan di level rumah tangga.

Jenis dalam pengertian tabulapot yang dapat digunakan untuk vertikultur yaitu gerabah, bamboo, sabut kelapa atau paralon. Jenis-jenis pot tersebut cocok untuk menanam sayurang yang memiliki batang kecil seperti selada, sawi, kol, atau kangkung. Kegiatan vertikutur dapat memanfaatkan barang-barang bekas atau barang yang sudah tidak terpakai contohnya seperti kaleng bekas, gelas bekas, dll. Sehingga kita juga dapat berperan aktif untuk meningkatkan nilai tambah barang bekas dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Verikultur sebagai salah satu system budidaya tanaman dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu

a. Vertikultur vertikal

Jenis ini biasanya menggunakan penopang yang kokoh dan biasanya berbentuk silinder yang dapat berdiri tegak pada lahan. Biasanya jenis ini menggunakan paralon sebagai penopang, kemudian nantinya pada sisi penopang tersebut akan ditambahkan wadah penanaman seperti gelas bekas dan lain sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b. Vertikultur horizontal

Jenis ini disusun secara bertingkat seperti rak atau tangga. Untuk wadah penanamannya menggunakan rak yang dikombinasikan dengan karung bekas, kaleng bekas dan lain sebagainya.

 

 

 

 

 

 

c. Vertikultur Gantung

Vertikultur gantung adalah vertikultur yang peletakkan wadah nya yaitu digantung pada atap bangunan biasanya menggunakan kawat atau tali. Untuk wadah penanamannya biasanya menggunakan botol bekas dan biasanya ditanami dengan tanaman hias.

 

 

 

 

 

 

d. Vertikultur susun

Vertikultur susun hampir mirip dengan vertikultur vertikal. Perbedaannya, pada vertikultur susun ini menggunakan pot yang disusun vertikal sedangkan vertikultur vertikal menggunakan penopang.

 

 

 

 

Pada perkembangan teknologi budidata tanaman sebagai sumber pangan, teknik vertikultur mengalami modifikasi sesuai dengan kreativitas masing-masing pelaku budaya, diantaranya yaitu :

1. Vertiminaponik adalah kombinasi dari sistem budidaya sayuran secara vertical berbasis pot talang plastik dengan aquaponik.

2. Walkaponik adalah system budidaya yang juga diintegrasikan dengan ternak ikan. Walkaponik ini memiliki prinsip yang sama dengan vertiminaponik, bedanya system budidaya sayuran yang menggunakan pot disusun secara vertical sehingga disebut walkaponik yang berasal dari kata wall gardening atau aquaponik. Media tanam yang digunakannya yaitu batu zeolite, kompos atau arang.

Vertikultur memiliki beberapa kelebihan yaitu efisiensi dalam penggunaan lahan, dapat menghemat pemakaian pupuk dan peptisida, dapat dipindahkan dengan mudah karena terletak di dalam wadah, lebih mudal dalam hal pemeliharaannya. Vertikultur juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya yaitu membutuhkan investasi yang cukup besar dalam pembuatannya, membutuhkan perawatan yang cukup teratur, dan apabila tanaman ingin dipindahkan harus berhati hati agar tidak rusak.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Astuti, S. B. (2020, April 13). Retrieved from Mengenal Apa Itu Vertikultur: https://kagama.id/mengenal-apa-itu-vertikultur/

Senin, 02 Agustus 2021

TANAMAN PORANG

 Porang yang mulanya tidak populer, bahkan sebagaian masyarakat beranggapan bahwa tumbuhan ini hanya sekadar tanaman liar. Namun seiring berkembangnya pengetahuan juga pasar yang menjanjikan porang menjadi komoditi membantu ekonomi. Pohon porang merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri. Di beberapa daerah di Jawa, tanaman porang dikenal dengan nama iles-iles.

Mengutip situs litbang Kementerian Pertanian Sulawesi Selatan tanaman ini ternyata punya nilai bisnis yang tinggi karena dibutuhkan oleh perusahaan besar di dunia. Kebutuhan ekspor Porang mencapai 750 ton setiap tahun. Tercatat bahwa belakangan ini, ekspor porang sangat gencar karena permintaan pasar luar sangat tinggi. Dalam sekali kirim, total porang bisa mencapai 255 ton yang menghasilkan uang hingga 11 miliar rupiah lebih. Utamanya tanaman ini dikirim ke Jepang dan Cina. Permintaan yang selalu naik tidak diimbangi dengan penyediaan di dalam negeri. Sebab, belum banyak yang membudidayakan tanaman porang dan masih menganggap tanaman tersebut tidak memiliki nilai ekonomis.

Tanaman porang mengandung glukomanan cukup tinggi (15–64% basis kering). Gao dan Nishinari, 2004; Yang dkk., 2006 menyebutkan bahwa glukomanan merupakan makanan dengan kandungan serat larut air yang tinggi, rendah kalori dan bersifat hidrokoloidnya yang khas. Karena kandungan glukoman yang tinggi sehingga industri pangan dan kesehatan banyak mencari tumuhan porang ini.

Manfaat tanaman porang antara lain mencegah penyakit diabetes, mengatasi peradangan, menurunkan berat badan, mencegah penyakit jantung, merawat kesehatan kulit, menurunkan risiko kanker usus, menjernihkan air, menjadi bahan baku barang industri, mengentalkan es krim, membuat isolator listrik.

Ciri-ciri dari tanaman porang yaitu memiliki akar primer yang tumbuh dari pangkal batang. Batang tunggal yang terpecah membentuk batang sekunder dan tangkai daun. Daun tanaman porang berwarna hijau muda hingga hijau tua. Namun pada kondisi tanah yang subur, warna daun porang cenderung hijau agak kebiru-biruan. Umbi porang termasuk jenis umbi tunggal karena hanya ada satu umbi pada tiap batang. Ciri-ciri umbi tanaman porang antara lain: Memiliki serat yang halus, memiliki daging umbi yang berwarna kuning agak oranye, memiliki permukaan yang halus dan tidak terdapat bintil-bintil, mengandung glukomanan.

Cara menanam porang juga terbilang tidak sulit. Pertama, masukkan bibit porang ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Selanjutnya berikan pupuk dasar sebelum umbi porang ditanam (kompos dan sejenisnya). Pastikan letak bakal tunas porang harus menghadap atas. Jarak tanam antara satu bibit dan bibit lain adalah 1 x 1 meter, untuk memberi ruang tumbuh yang optimal. Setelah selesai, tutup kembali lubang tanam yang sudah berisi bibit porang dengan tanah setebal kurang lebih 3 cm.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R. 2021. “Tanaman Porang: Cara Menanam, Jenis, Manfaat dan Harganya”, https://www.suara.com/lifestyle/2021/04/08/190634/tanaman-porang-cara-menanam-jenis-manfaat-dan-harganya?page=all, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.10 WIB.

Digital, Petani. 2020. “Porang : Jenis, Ciri, Bibit, Buah, Manfaat Tanaman Porang”, https://petanidigital.id/porang/#more-4323, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.10 WIB.

Gao, S.J, dan Nishinari, K. 2004. Effect of Degree of Acetilation on Gelation of Konjac Glucomannan.Biomacromolecules, 5, 175–185.

Kallo, R, dkk. 2020. “Mengenal Tanaman Porang” https://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/panduan-petunjuk-teknis-leaflet/760-mengenal-tanaman-porang, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.10 WIB.

Khadafi, M. 2021. “Tanaman Porang Potensi Cuan, Ini Kunci Menanamnya”, https://ekonomi.bisnis.com/read/20210607/99/1402200/tanaman-porang-potensi-cuan-ini-kunci-menanamnya, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.20 WIB.

Kompas. 2021. “Mengenal Tanaman Porang, Si Umbi Bahan Baku Mi Shirataki”, https://money.kompas.com/read/2021/04/15/090600226/mengenal-tanaman-porang-si-umbi-bahan-baku-mi-shirataki?page=all, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.18 WIB.

Yang, X.  H., Zhu, W.L., dan Yan, J.F. 2006.  A  Time-Temperature Rheological Study of Konjac Glucomannan Hydrocolloid. Journal of Biomaterial Science, 17(1–2), 53–59.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI RICE TRANSPLANTER PERTANIAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KETERSEDIAAN PANGAN MENUJU REVOLUSI HIJAU INDONESIA

 Pangan merupakan kebutuhan yang sama sekali tidak bisa dihindarkan oleh manusia. Tidak ada seorang pun manusia yang ada di muka bumi ini yang tidak mengkonsumsi ataupun tidak memerlukan pangan. Hidup, stabilitas dan juga kemajuan suatu negara ataupun bangsa tergantung kepada ketersediaan dan juga harga pangan yang dimiliki. Seperti yang kita tahu, diberbagai negara salah satunya negara Indonesia mempunyai ketersediaan pangan yang bervariasi salah satu diantaranya adalah padi yang diolah menjadi beras.

Beras merupakan penyangga utama ketahanan pangan nasional, dan usaha tani padi merupakan tulang punggung ekonomi perdesaan. Oleh karena itu, perpadian dan perberasan memegang peran yang sangat strategis ditinjau dari aspek ekonomi, sosial dan keamanan nasional. Badan Pangan Dunia FAO menginterpretasikan ketahanan pangan sebagai kemampuan menjamin ketersediaan pangan bagi seluruh  penduduk sepanjang tahun, aman dan bergizi untuk menjalankan kehidupan yang aktif, sehat, dan produktif (FAO,1996).

Kebutuhan beras yang menjadi bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia terus meningkat seiring dengan penambahan jumlah penduduk. Peningkatan produksi padi dimasa mendatang akan menhadapi tantangan yang semakin berat baik akibat cekaman biotik maupun abiotik. Masalah abiotik utama yang menjadi hambatan dalam sistem produksi padi antara lain kekeringan, salinitas, rendaman, keracunan unsur logam seperti besi dan alumunium, serta defisiensi unsur hara (Mackill, 2008). Kendala-kendala tersebut akan terus berkembang dan akan menjadi lebih serius seiring dengan terjadinya perubahan iklim global.  

Menurut dari penyampaian pidato M. Jusuf Kalla yang merupakan wakil presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, sesuai dengan KEPRES, ada 4 hal yang tidak boleh ditender. Keadaan darurat seperti bencana, harga dibawah Rp 200 juta. Itu tidak perlu tender. Tinggal penunjukkan langsung dengan harga yang sudah ditentukan. Karena itulah, harga bibit ditentukan oleh Pemerintah setelah dihitung dengan betul bersama BPKP.

Wakil presiden M. Jusuf Kalla, juga mengemukakan dalam pidatonya yaitu Pangan memiliki ciri khas yang berbeda dari produksi kebutuhan hidup yang lainnya. Dengan begitu pemerintah memiliki kepentingan untuk tetap menjaga kestabilan harga pangan khususnya beras. Hal yang sering menjadi dilema adalah semakin tingginya populasi penduduk yang mengakibatkan lahan pertanian sawah yang ada menjadi semakin sempit karena dengan dibangunnya rumah dan bertambahnya jalan dan juga perindustrian di berbagai wilayah.  

Menurutnya, yang bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi akibat kekurangan lahan dan juga terhambatnya ketersediaan pangan adalah produktivitas. Kunci dari produktivitas adalah teknologi. Karena itu pangan selalu dibarengi dengan teknologi yang baik. Produksi pangan tergantung dari beberapa hal, salah satu diantaranya yaitu bibit. Karena lahan yang terus menerus berkurang maka teknologi yang baik akan sangat menunjang untuk menyelamatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian negara.

Mesin tanaman padi otomatis atau biasa disebut dengan rice transplanter adalah alternatif teknologi yang dapat digunakan untuk mengatasi tertundanya waktu tanam yang serempak karena mengandalkan tenaga kerja manusia saja dalam proses penanamannya. Rice transplanter merupakan alat penanam bibit padi dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang dapat diseragamkan. Rice transplanter hadir sebagai solusi dari permasalahan yang dialami oleh petani. Rice transplanter adalah sebuah teknologi pembaruan dalam bidang pertanian yang berfungsi untuk memudahkan proses penanaman padi. Teknologi ini disebut juga sebagai alat penanam bibit modern. Rice transplanter dapat dijalankan oleh seorang operator dan satu orang asisten saja. Teknologi ini mampu menggantikan teknologi sebelumnya, yaitu tanam padi secara konvensional yang lebih banyak memerlukan tenaga kerja tanam pada proses penanaman bibit padi (Hapsari, Putri, Setyawan, 2018) 

Negara kita Indonesia pernah mengalami yang namanya revolusi hijau pada tahun 1950-an. Untuk mewujudkannya lagi agar produktivitas kita semakin naik maka bisa dilakukan dengan teknologi dan peralatan yang canggih. Kenapa peralatan? Karena ketika banyaknya industri yang berkembang maka mayoritas masyarakat desa akan berpindah masuk ke kota. Maka dari itu, penerapan teknologilah yang mampu mewujudkan impian kita agar Indonesia bisa mengemban revolusi hijau. 

Pentingnya Menerapkan Pola Rotasi Tanam Dalam Lahan Pertanian

 Rotasi tanam atau gilir tanam yaitu salah satu sistem dalam budidaya tanaman yang dalam pengelolaannya dengan cara menggilir atau menanam tanaman lebih dari satu jenis tanaman yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda. Rotasi tanam sudah dikenal dari zaman dahulu. Petani di timur tengah mempraktikan sistem rotasi tanam sejak tahun 6000 SM, secara bergantian mereka menanam legum dan serealia. Di Eropa juga pada zaman Charlemagne terdapat transisi dari dua atau tiga lahan rotasi tanaman. Di Amerika Serikat juga terdapat seseorang bernama George Washington Carver yang mempelajari rotasi tanaman, kemudian dia mengajari para petani di kawasan selatan untuk merotasi lahan yang pada saat itu telah habis nutrisi nya dengan tanaman kapas, dan pada saat itu mereka disarankan untuk mulai menanam dengan diselingi kacang tanah. Rotasi tanam masih dilakukan hingga saat ini, sistem rotasi tanam sendiri memiliki beberapa tujuan diantaranya yaitu untuk mengembalikan nutrisi nitrogen yang dilakukan melalui perantara dari kacang-kacangan maupun dari serealia, memperlambat erosi, dapat meningkatkan produksi tanaman, dan memperbaiki kesuburan tanah.

Urutan dalam pola rotasi tanam adalah K-D-B-U (Kacang-kacangan- Daun-daunan – Buah-buahan – Umbu-umbian), hal ini dikarenakan jenis kacang-kacangan memiliki keunggulan di perakarannya yang mampu melakukan fiksasi unsur nitrogen dari alam bebas. Dapat diartikan akar tanaman jenis kacang-kacangan ini dapat mengikat unsur nitrogen melalui akarnya. Selanjutnya daun-daunan atau sayuran seperti bayam, kangkung, sawi, dll. Alasan menempatkan daun-daunan atau sayuran berdaun hijau diurutan kedua yaitu karna tanaman sayuran akan dapat merespon cepat dengan menunjukan pertumbuhan yang pesat. Selanjutnya ada buah-buahan diurutan ketiga. Buah-buahan biasanya memiliki karakteristik berbeda saat memasuki fase generatif, buah-buahan biasanya tidak memerlukan banyak nitrogen. Karena apabila kelebihan nitrogen akan menyebabkan tanaman terlambat berbuah. Pada saat berbunga juga tanman buah lebih membutuhkan phospat, dan pada saat berbuah tanaman buah memerlukan kalium. Itu alasannya buah-buahan diletakkan setelah daun-daunan (sayuran). Terakhir ada umbi-umbian atau tanaman yang paling banyak menyerap unsur hara. Biasanya tanah yang yang ditanami oleh tanaman jenis umbi-umbian akan cepat mengalami penurunan kadar unsur hara. Itu sebabnya tanaman jenis umbi-umbian ini sebaiknya ditanam pada urutan terakhir agar nanti setelah menanam umbi-umbian akan ditanam kacang-kacangan untuk mengembalikan kesuburan pada tanah.  Ada beberapa contoh tanaman yang sering digunakan pada pola rotasi tanam yaitu ubi jalar-singkong, padi-gandum, kentang-kubis, cabai-tomat, dan lain sebagainya.

Beberapa petani yang ada di Indonesia masih banyak yang menerapkan sistem monokultur atau pertanaman tunggal. Sistem monokultur memiliki dampak yaitu dapat menyebabkan ledakkan populasi hama yang biasa menyerang tanaman, dapat menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah akibat pengerasan struktur permukaan pada tanah, dapat menghilangkan vegetasi organisme yang bersimbiosis dengan tanaman yang infiltrasi atau yang memiliki kemampuan serapan air oleh tanah. Salah satu cara untuk mengatasi dampak-dampak tersebut adalah dengan menerapkan pola rotasi tanam atau gilir tanam. Rotasi tanam juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan rotasi tanam adalah :

· Dapat mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit

· Sebagai penstabil unsur hara tanah melalui siklus serapan dan input hara

· Dapat meningkatkan struktur tanah

· Konservasi air

· Dapat mengurangi polusi air dan tanah

· Dapat membantu mengurangi perubahan iklim dengan dua cara yaitu dengan pengurangan emisi gas rumah kaca dan dengan meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan karbon

· Dapat meningkatkan hasil panen

· Dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat

Kekurangan dari rotasi tanam yaitu :

Ø Beresiko gagal panen

Ø Jika dalam implementasi nya tidak tepat dapat mengakibatkan lebih banyak kerusakan daripada keuntungan nya

Ø Diversifikasi tanaman wajib

Ø Memungkinkan munculnya pencemaran pada tanah

Ø Ada peluang tanaman yang ditanam terserang penyakit dan hama

Senin, 26 Juli 2021

ARTIKEL TAHUKAH ANDA PROGRAM KEMENTAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI

 Kementrian Pertanian Indonesia mengonsepkan program Kawasn Rumah Pangan Lestari (KRPL) dengan memaksimalkan area perkarangan rumah untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin ketersediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Program KRPL ini dicetuskan oleh kementan pada tahun pada tahun 2010 dengan tujuan untuk mendukung ketahanan pangan di tingkat rumah tangga serta membangun kemandirian pangan di skala rumah tangga. Selain itu KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah dan lainnya), lahan terbuka hijau, seta mengemmbangkan pengolahan dan pemasaran hasil.

KRPL merupakan terobosan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Program Rumah Pangan Lestari ini merupakan kegiatan yang mendorong warga untuk mengembangan tanaman oangan maupun peternakan dan perikanan berskala kecil. Jadi ini merupakan trobosan dalam menghadapi perubahan iklim melalui pemanfaatan perkarangan rumah, karena untuk warga yang memiliki lahan terbatas bisa tetap menanam dengan teknik vertikultur. FAO yang merupakan organisasi pangan dan pertanian dunia menyatakan akan mengadopsi program KRPL dikarenakan melihat konsep KRPL yang cocok diterapkan di negara-negara lain di dunia dalam mengatasi perubahan iklim global terhadap ketersedianan pangan rakyat di negara lain dan dunia.

Prinsip dasar dari KRPL konsepam dasar yang di usung Kementrian Pertanian adalah yanng pertama pemanfaatan lahan perkarangan rumah yang ramah lingkungan serta memaksimalkan lahan sempit untuk komoditas pangan rumah tangga, yang kedua adalah peningkatan pendapatan dan kesejahtraan masyarakat.

Adapun tujuan dari pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari sendiri dinagi menjadi dua tujuan yaitu tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Untuk tujuan jangla pendeknya sendiri adalah sebagai berikut :

1. untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga serta masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan perkarangan secara lestari.

2. Meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan perkarangan di perkotaan maupun di pedesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah, sayuran dan tanaman obat keluarga, pengolahan limbah hasil rumah tanngga menjadi kompos.

3. Mengembangkan sumber benih/bibit untuk menjaga keberlanjutan pemanfaatan perkarangan dan melakukan pelestarian tanaman pangan lokal untuk masa depan.

4. Mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluargan sehingga dapat meningkatkan kesejahtraan keluarga dan menciptakan lingkungan hijau, bersih dan sehat secara mandiri.

Sedangkan untuk tujuan jangka panjangnya ada empat point yaitu sebagai berikut :

1. Kemandirian pangan keluarga.

2. Diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal.

3. Pelestarian tanaman pangan untuk masa depan.

4. Peningkatan kesejahtraan keluarga dan masyarakat.

Pertanian 4.0 Di Indonesia

    Pertanian merupakan pondasi dasar ekonomi bangsa, dengan pembangunan pertanian yang baik akan berimbas pada perekonomian yang stabil. Pembangunan pertanian terhadap perekonomian suatu bangsa adalah berbanding lurus. Suatu bangsa dapat dikatakan menjadi bangsa yang maju apabila seluruh kebutuhan primer rakyatnya terpenuhi yaitu kebutuhan pangan.

Tapi tahukah anda apasi itu pertanian 4.0 ? pertanian jenis ini merupakan sutau perubahan terbarukan dengan memanfaatkan teknologi – teknologi dalam pengelolaan pertannian di Indonesia. Sehingga dapat kita artikan bahwa pertanian 4.0 adalah kerangka teknologi yang diterapkan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam mentransformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern. Kerangka ini sekaligus jawaban atas pesatnya modernisasi yang bisa memenuhi kebutuhan.

Sejak empat setengah tahun lalu Kementerian Pertanian telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk berbagai alat dan mesin (Alsintan) pertanian seperti autonomous tractor, drone sebar benih, drone sebar pupuk granule, alsin panen olah tanah terintegrasi dan penggunaan obot tanam. Selain itu jika melihat dari kacamata sejarah Revolusi industri merupakan periode antara tahun 1750- 1850 di mana terjadinya perubahan secara besar- besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia. European Parliamentary Research Service dalam Davies (2015) menyampaikan bahwa revolusi industri terjadi empat kali. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi 27 Retno Dwi Puspitasari.: Pertanian Berkelanjutan Berbasis Revolusi Industri 4.0 sensor, interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam bidang industri pertanian.

Sehingga  Pertanian 4.0 tidak hanya mempengaruhi produsen, tetapi juga membawa konsumen lebih dekat ke petani atau perusahaan pertanian. Salah satu kegunaan pertanian digital adalah dapat mengetahui suatu produk dihasilkan dari proses yang berkelanjutan atau tidak. Setiap kegiatan pertanian terekam, menghasilkan data dan informasi yang dapat digunakan untuk menudukung aktivitas-aktivitas pertanian lainya.

Proses pertanian di lahan pertanian digital mencakup berbagai bidang seperti peternakan (robot pemerahan, pemantauan kesehatan hewan digital, dll.), perkebunan (robot lapangan), pemeliharaan mesin pertanian otomatis dan robot pemanen yang dijalankan secara otomatis.