Minggu, 22 Agustus 2021

MEMBERLAKUKAN PERTANIAN MODERN GUNA MENGEMBANGKAN PERTANIAN DI INDONESIA

 Pertanian modern dapat diartikan sebagai pertanian dengan menggunakan teknologi dan inovasi yang lebih maju dari berbagai segi yaitu pasca panen, dalam mengendalikan hama penyakit dan dari segi mesin. Tujuan dari memberlakukannya pertanian modern ini yaitu sebagai jalan dalam menuju keberhasilan, mengoptimalisasi kan hasil pertanian karena konsep pertanian modern ini pada dasarnya tidak hanya membahas usaha untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia dan pemuliaan pertanian saja, tetapi lebih membahas kearah bagaimana cara mengoptimalkan usaha pertanian dan dapat menghasilkan bahan pangan yang unggul dan bermutu. Yang membedakan Antara konsep pertanian modern dengan pertanian tradisional yaitu cara perlakuannya dan cara merawatnya dalam proses budidaya. Faktor yang mendukung pertanian modern ini adalah sumber daya manusia, hasil pertanian, perikanan dan peternakannya yang berkualitas, benih yang berkualitas tinggi, dan mekanisasi teknologi nya. Dalam hal ini ada beberapa contoh yang dapat mengembangkan pertanian modern di Indonesia. Yaitu pertanian hidroponik, integrasi automasi pertanian, pertanian dengan sistem holtikultura dan UAV agriculture.

1. Hidroponik

Hidroponik  dapat diartikan sebagai salah satu metode dalam menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah. Dalam menggunakan sistem hidroponik ini kebutuhan air pada tanaman yang ditanam menggunakan sistem hidroponik lebih sedikit daripada proses penanaman menggunakan metode tanah. Bertanam dengan menggunakan sistem hidroponik ini bukan hal baru di dunia pertanian, tetapi sampai saat ini masih banyak yang belum mengetahui hidroponik, dari cara kerja nya dan keuntungan apa saja yang didapat apabila menggunakan sistem hidroponik. Untuk cara menanam menggunakan sistem hidroponik ini mempunyai beberapa sistem:

a. Sistem wick. Sistem ini sangat cocok untuk para pemula karena sistem ini dilakukan untuk jenis tanaman kecil seperti sawi, kangkung, bayam. Sistem wick memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya yaitu untuk kelebihan dari sistem wick ini adalah tanaman dijamin bersih dan bebas penyakit, akar tanamannya jadi lebih cepat tumbuh, dalam pemberian nutrisi bisa disesuaikan dengan usia tanaman itu sendiri. Untuk kekurangannya adalah harus menyiapkan modal yang besar, apabila ada kesalahan dalam proses pengairan pasti akan berpengaruh pada hasilnya, harus terus di kontrol secara berkala, dan harus memiliki pengetahuan mengenai cara pemberian nutrisi sesuai usia tanaman.

b. NFT (Nutrient Film Technique)

Sistem ini akan memanfaatkan aliran air yang dangkal dan tidak dapat merendam akar tanaman. Cara kerja nya yaitu dengan memompa nutri ke bak tanam segingga nantinya akan membasai akar, lalu nutrisi akan kembali ke tandon. Kelebihan dari sistem NFT ini adalah aliran air nya selalu stabil sehingga tanaman bisa menyerap nutrisi dengan baik, sangat cocok untuk tanaman yang proses menanam nya membutuhkna banyak air, untuk masa tanam nya jadi lebih singkat. Untuk kekurangannya perlengkapan yang dibutuhkan dalam sistem NFT ini dapat dibilang terlalu mahal dan dibutuhkan ilmu yang cukup dan ketelitian yang ekstra, sistem NFT ini rentang terkena penyakit dan sangat bergantung pada aliran listrik.

c. Deep water culture

Sistem ini sering disebut sstem rakit apung. Metode ini sangat sederhana dan banyak yang beranggapan bahwa sistem ini adalah sistem yang paling tidak merepotkan. Nantinya tanaman yang akan ditanam cukup dimasukkan ke dalam air aerasi.  Kelebihan system ini adalah biaya yang dibutuhkan tidak banyak, alat dan bahan cukup mudah didapat, perawatan nya cukup mudah, tidak bergantung pada suplai listrik, air dan nutrisi yang diperlukan lebih sedikit. Sedangkan kekurangannya adalah sistem ini hanya bisa diaplikasikan didalam ruangan, dan akar tanaman nya rentan membusuk.

2. Integrasi Automasi Pertanian (Smart Farming)

      Integrasi automasi pertanian dapat didefinisikan sebagai penanaman menggunakan sensor-sensor tertentu seperti contoh sensor kelembapan suhu tanah atau sensor pH, kemudian nantinya akan dilengkapi oleh wireless transmitter jarak jauh yang dapat memancarkan sinyal kea rah stasiun utama untuk dapat sebuah data. Sistem ini dapat menghemat waktu dan biaya.

3. Holtikultura

Holtikultura dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun. Bidang kerja dari holtikultura ini seperti pembenihan, pembibitan, kultur jaringan, hama dan penyakit, produksi tanaman, pengemasan atau distribusi dan panen. Holtikultura lebih memfokuskan pada budidaya tanaman buah, tanaman bunga, tanaman sayuran, taman, dan tanaman herbal saja. Holtikultura ini memiliki ciri khas yaitu dapat mudah rusak karena terlalu segar.

4. UAV Agriculture

Dalam pertanian modern UAV (Unmaned Aerial Vehicle), melakukan peranan penting diantaranya yaitu :

Inspeksi kesehatan tanaman

Inspeksi kesehatan tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan drone/ UAV yang bisa dilakukan secara otomatis yang nantinya dilengkapi dengan kamera lensa atau sensor NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) yang akan bekerja dengan cara didasari oleh premis bahwa tanaman hijau dapat hidup dengan menyerap energy matahari dan memancarkan kembali sebagai energy near-infrared. Dengan menggunakan sensor NDVI ini diharapkan akan membantu para petani modern dalam melakukan perencanaan yang lebih baik dan dapat mengalokasikan pupuk.

Sprayer cairan peptisida – herbisida

Drone sprayer sangat diminati akhir-akhir ini oleh beberapa perusahan sektor pertanian modern, karena drone sprayer ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan hasil pertanian dengan efektifitas cost yang tinggi pasalnya drone sprayer ini dikatakan dapat menggantikan tenaga manusia dalam melakukan pemupukan hingga perawatan tanaman dengan otomatis.

0 komentar:

Posting Komentar