Senin, 02 Agustus 2021

TANAMAN PORANG

 Porang yang mulanya tidak populer, bahkan sebagaian masyarakat beranggapan bahwa tumbuhan ini hanya sekadar tanaman liar. Namun seiring berkembangnya pengetahuan juga pasar yang menjanjikan porang menjadi komoditi membantu ekonomi. Pohon porang merupakan jenis umbi-umbian yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri. Di beberapa daerah di Jawa, tanaman porang dikenal dengan nama iles-iles.

Mengutip situs litbang Kementerian Pertanian Sulawesi Selatan tanaman ini ternyata punya nilai bisnis yang tinggi karena dibutuhkan oleh perusahaan besar di dunia. Kebutuhan ekspor Porang mencapai 750 ton setiap tahun. Tercatat bahwa belakangan ini, ekspor porang sangat gencar karena permintaan pasar luar sangat tinggi. Dalam sekali kirim, total porang bisa mencapai 255 ton yang menghasilkan uang hingga 11 miliar rupiah lebih. Utamanya tanaman ini dikirim ke Jepang dan Cina. Permintaan yang selalu naik tidak diimbangi dengan penyediaan di dalam negeri. Sebab, belum banyak yang membudidayakan tanaman porang dan masih menganggap tanaman tersebut tidak memiliki nilai ekonomis.

Tanaman porang mengandung glukomanan cukup tinggi (15–64% basis kering). Gao dan Nishinari, 2004; Yang dkk., 2006 menyebutkan bahwa glukomanan merupakan makanan dengan kandungan serat larut air yang tinggi, rendah kalori dan bersifat hidrokoloidnya yang khas. Karena kandungan glukoman yang tinggi sehingga industri pangan dan kesehatan banyak mencari tumuhan porang ini.

Manfaat tanaman porang antara lain mencegah penyakit diabetes, mengatasi peradangan, menurunkan berat badan, mencegah penyakit jantung, merawat kesehatan kulit, menurunkan risiko kanker usus, menjernihkan air, menjadi bahan baku barang industri, mengentalkan es krim, membuat isolator listrik.

Ciri-ciri dari tanaman porang yaitu memiliki akar primer yang tumbuh dari pangkal batang. Batang tunggal yang terpecah membentuk batang sekunder dan tangkai daun. Daun tanaman porang berwarna hijau muda hingga hijau tua. Namun pada kondisi tanah yang subur, warna daun porang cenderung hijau agak kebiru-biruan. Umbi porang termasuk jenis umbi tunggal karena hanya ada satu umbi pada tiap batang. Ciri-ciri umbi tanaman porang antara lain: Memiliki serat yang halus, memiliki daging umbi yang berwarna kuning agak oranye, memiliki permukaan yang halus dan tidak terdapat bintil-bintil, mengandung glukomanan.

Cara menanam porang juga terbilang tidak sulit. Pertama, masukkan bibit porang ke dalam lubang tanam yang sudah disiapkan. Selanjutnya berikan pupuk dasar sebelum umbi porang ditanam (kompos dan sejenisnya). Pastikan letak bakal tunas porang harus menghadap atas. Jarak tanam antara satu bibit dan bibit lain adalah 1 x 1 meter, untuk memberi ruang tumbuh yang optimal. Setelah selesai, tutup kembali lubang tanam yang sudah berisi bibit porang dengan tanah setebal kurang lebih 3 cm.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R. 2021. “Tanaman Porang: Cara Menanam, Jenis, Manfaat dan Harganya”, https://www.suara.com/lifestyle/2021/04/08/190634/tanaman-porang-cara-menanam-jenis-manfaat-dan-harganya?page=all, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.10 WIB.

Digital, Petani. 2020. “Porang : Jenis, Ciri, Bibit, Buah, Manfaat Tanaman Porang”, https://petanidigital.id/porang/#more-4323, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.10 WIB.

Gao, S.J, dan Nishinari, K. 2004. Effect of Degree of Acetilation on Gelation of Konjac Glucomannan.Biomacromolecules, 5, 175–185.

Kallo, R, dkk. 2020. “Mengenal Tanaman Porang” https://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/publikasi/panduan-petunjuk-teknis-leaflet/760-mengenal-tanaman-porang, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.10 WIB.

Khadafi, M. 2021. “Tanaman Porang Potensi Cuan, Ini Kunci Menanamnya”, https://ekonomi.bisnis.com/read/20210607/99/1402200/tanaman-porang-potensi-cuan-ini-kunci-menanamnya, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.20 WIB.

Kompas. 2021. “Mengenal Tanaman Porang, Si Umbi Bahan Baku Mi Shirataki”, https://money.kompas.com/read/2021/04/15/090600226/mengenal-tanaman-porang-si-umbi-bahan-baku-mi-shirataki?page=all, diakses pada 19 Juli 2021 pukul 09.18 WIB.

Yang, X.  H., Zhu, W.L., dan Yan, J.F. 2006.  A  Time-Temperature Rheological Study of Konjac Glucomannan Hydrocolloid. Journal of Biomaterial Science, 17(1–2), 53–59.

0 komentar:

Posting Komentar